Pernyataan Hendro ini diungkap dalam blog allannairn.org. Dalam blog ini, Hendropriyono mengatakan, orang-orang yang tewas di Talangsari bukan dibunuh oleh pasukannya, tapi bunuh diri. Menurutnya, peristiwa yang menewaskan sekitar 200 orang itu bukan pembantaian seperti yang selama ini beredar di masyarakat Indonesia.
"Tiba-tiba mereka membakar gubuk mereka sendiri. Itulah yang menyebabkan mereka semua mati," kata Hendropriyono, seperti yang dilansir blog allannairn.org.
Hendropriyono memaparkan, kebanyakan para korban yang bunuh diri pada peristiwa berdarah tersebut berasal dari anak-anak dan wanita. Mereka juga tidak bersenjata.
Di dalam blog allannairn.org disebutkan Hendropriyono menolak memberikan alasan mengapa ia tidak berani memberikan pernyataan terkait tewasnya korban Talangsari karena bunuh diri. Ia tetap menerima pernyataan masyarakat bahwa ia dianggap pihak yang bertanggung jawab atas pembantaian di Talangsari itu.
Segala tuduhan yang Hendropriyono terima terkait Talangsari (Sekarang: Subing Putera III) akan siap dihadapinya. Menurut tim sukses Jokowi-JK ini, ia juga siap diadili. “Jika ada pengadilan untuk saya dalam pelanggaran hak asasi manusia, saya akan menerima," ungkap Hendropriyono.
Peristiwa Talangsari merupakan peristiwa berdarah yang terjadi di orde baru. Diduga peristiwa ini merupakan penyerangan aparat militer ke sebuah pesantren di dusun Talangsari. Pesantren tersebut bernama Pesantren Warsidi.
Kasus Talangsari hingga kini dianggap sebagai potret ketakutan orde baru terhadap kelompok-kelompok Islam pada saat itu. Pemerintahan orde baru menganggap kelompok-kelompok Islam mulai menentang pemerintahan. Salah satu yang dicurigai adalah kelompok Islam dari pesantren Warsidi.
Hendropriyono juga menganggap, tindakan bunuh diri yang dilakukan warga Talangsari di pesantren Warsidi itu gambaran sikap fanatisme. Hal ini dikarenakan sikap pembelaan diri mereka terkait penyerangan aparat militer ke wilayahnya.(rol)
Tag :
Peristiwa