Analisis yang dipaparkan Husam Shakir, pengamat urusan Eropa menegaskan, Jumat (17/10) bahwa gelombang eksodus zionis dari Palestina ke Eropa meningkat tajam, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Fenomena ini merebak di kalangan warga zionis, hampir sepertiga warga Israel saat ini diperkirakan bisa sewaktu-waktu meninggalkan Palestina jajahan.
Para pemuda zionis saat ini gandrung merespon seruan eksodus ke luar negeri. Terutama pasca agresi zionis terakhir ke Gaza.
Di antara mereka yang eksodus ke Eropa, ada yang permanen dan ada yang sementara waktu saja. Mereka yang terakhir ini sambil mencari peluang untuk permanen di sejumlah negara Eropa.
Ada dua alasan yang memicu eksodus warga zionis ke Eropa, pertama himpitan dan krisis ekonomi dan ancaman eksistensi di Palestina jajahan.
Berlin menjadi konsentrasi eksodus untuk sementara, karena lebih makmur secara ekonomi dan biaya hidup terjangkau, sangat jauh perbedaannya dengan pemukiman-pemukiman di Israel yang sangat mahal.
Sekitar 25-30 ribu warga Israel eksodus ke Eropa dalam beberapa bulan terakhir, terutama di Berlin.
Eksodus warga zionis mendapat kemudahan dari pemerintah Jerman, hanya berbekar tiket pesawat dan biaya hidup terjangkau dibandingkan dengan kondisi di Palestina jajahan. Sementara para pencari suaka Palestina sebaliknya, dipersulit dan banyak yang meninggal di perjalanan, baik tenggelam di laut, maupun diusir.
Eksodus warga zionis ke Eropa berlangsung secara biasa dan tak menjadi perhatian umum, hal ini karena warga zionis mendapatkan keistimewaan menetap secara mudah di Eropa, sehingga mereka tak mendapat hambatan di negara manapun di Uni Eropa.
Alasan lainnya yang membuat zionis eksodus adalah ancaman keamanan yang mereka rasakan akibat agresi militer ke Gaza. Mereka tak bisa tidur akibat ketakutan karena gempuran roket-roket perlawanan Palestina, sehingga mereka memutuskan untuk eksodus keluar negeri. (IP)
Tag :
palestina