"Untuk lima tahun ke depan, lebih baik
masyarakat ancang-ancang tidak frustrasi dengan hasil kerja kabinet
ini," kata Ali, di Gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu
(29/10).
Pendapat tersebut menurut Ali, memang
berbeda dengan satu atau dua media massa yang membangun opini bahwa
Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi-JK akan memberikan kesejahteraan bagi
bangsa dan negara ini.
Soal konsolidasi kekuatan saja misalnya.
Menurut Ali, partai penyeimbang yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih
(KMP) jauh lebih cepat dibanding partai Koalisi Indonesia Hebat (KIH)
sebagai pendukung Jokowi-JK.
"Faktanya, KIH kalah telak dalam
pengambilan keputusan UU MD3, pimpinan DPR, MPR dan UU Pilkada bahkan di
alat kelengkapan kerja Dewan (AKD) sehingga KIH berencana membuat DPR
tandingan," ujarnya.
Demikian juga halnya dalam proses
penyusunan anggota kabinet. "Terlihat sekali bahwa kabinet sekarang
bukan kabinet bentukan Jokowi-JK. Tapi ini gambaran dari kehendak PDIP
khususnya figur ketua umumnya," ungkap Ali.
Karena itu koordinasi PDIP, Jokowi-JK,
sulit diandalkan. "Masalahnya strong man dan great yang dimiliki
Jokowi-JK tidak akan pernah eksis tanpa direstui Ketua Umum PDIP," kata
dia.
Selain itu, Ali juga mengkritisi anggota
Kabinet Kerja yang dia duga berasal dari orang-orang JK yang terkait
dengan dengan bisnis JK. "Jangan-jangan JK ingin mengulangi lagi sukses
stories saat jadi wapres SBY dulunya," kata Ali.
Terakhir, dia menyarankan Jokowi agar lebih intensif membangun komunikasi dengan Partai Golkar ketimbang terus-menerus mengakomodasi kepentingan KIH. "Mengendalikan Golkar jauh lebih bermanfaat bagi Jokowi ketimbang mengakomodasi kepentingan KIH," pungkasnya (jpnn)
Tag :
nasional