Menanggapi
hal tersebut, Pengamat Hukum dari Universitas Islam Indonesia Muzakir
menyebut, sikap yang ditunjukan oleh Andi tidak pada tempatnya. Dia
menganggap pempublikasian nama-nama calon menteri yang tersebar di
publik itu merupakan 'tulah' dari yang dilakukan oleh Jokowi.
"Kalau
memang mau menggunakan taktik yang benar, ya berikan nama-nama itu
secara diam-diam. Ini kan karena sikap Jokowi yang terbuka kepada KPK.
Tapi memang itu resiko bahwa lembaga KPK mempunyai teknik. Kenapa
menyerahkan ke KPK," kata Muzakir ketika dihubungi Aktual di Jakarta,
Rabu (23/10).
Dia mengatakan, jika memang
Jokowi tak mau mempublikasi sejumlah nama ke KPK, seharusnya dia tak
melibatkan lagi KPK dalam seleksi calon menteri itu. Dia pun menganggap,
apa yang dilakukan Jokowi ini terlalu memberi ruang, sehingga Andi
Widjajanto tak perlu merasa gusar.
"Tapi kalau
dia menyerahkan nama kepada KPK dengan open maka KPK bersikap open.
Akibat dia open maka dia (KPK) open, atas dasar itu seharusnya tak boleh
komplen. Dia (Andi) tidak pada tempatnya marah," kata dia.
Sebelumnya
Andi Widjajanto memberikan pernyataan keras atas menanggapi adanya
penyebutan nama mantan Kepala Tim Transisi Rini Soemarno, yang
disebut-sebut tak mendapat catatan hijau dalam nama calon menteri
kabinet Jokowi-JK.
Kata dia, siapapun yang
menyebut catatan rapor merah dan kuning tersebut merupakan pelanggar
rahasia negara. Dan siapapun yang menyebutkan itu bisa diproses pidana
rahasia negara. Pria berkepala plontos itu juga menegaskan akan
menelusuri sumber yang dikatakan dalam sebuah media berasal dari KPK
atau PPATK. (aktl)
Tag :
politik