Pengamat politik Ray Rangkuti
mengatakan, klimaks kekesalan publik ditujukan ke Presiden Joko Widodo
selaku nakhoda dari Kabinet Kerja. Jokowi seperti mengobok-obok
keberadaan partai politik yang sudah diatur oleh undang-undang.
"Sekarang Jokowi di bully dimana-mana
yang banyak disebutkan seolah-olah presiden yang akan mengembalikan ke
orde baru," kata Ray, di Jakarta, kemarin (27/11).
Bahkan, kata Ray, pernyataan Tedjo malah
merugikan kelompok Agung Laksono dan beberapa kader yang menolak
Aburizal Bakrie. Pernyataan itu dipersepsikan masyarakat sebagai
tindakan yang akan mengembalikan model kekuasaan seperti di zaman Orde
Baru.
"Sekarang karena pernyataannya (Tedjo,
red) itu, kelompok Agus Gumiwang dan Agung Laksono dianggap kelompoknya
Jokowi dan KIH. Kira-kira kan begitu," ujar dia.
Selain itu, Ray menegaskan Tedjo dalam
kapasitasnya sebagai menteri tidak mengetahui tugas pokok dan fungsi.
Dengan begitu dia sangat menyayangkan tindakan Tedjo sebagai pembantu
Jokowi.
"Pertama, ketidakmatangan memahami tupoksinya, dan yang kedua ketidakmatangan dia memahami politik nasional," ujarnya.(jpnn)
Tag :
Kabinet