Dari sinilah munculnya proses kedewasaan diri, pondasi kokoh tentang islam yang rahmatan lil ‘alamin dan kasih sayang antar sesama saudara seiman. Proses yang menurutku sangat luar biasa yang mampu merubah sedikit-demi-sedikit sikap, tingkah laku, pemikiran dan penampilan. Nikmat yang luar biasa bagiku bisa masuk ke dalam dunia tarbiyah ini.
Memori itu kembali tergambar sekelebat di imajinasi otakku. Teringat jelas saat pertama kali kita bertemu. Pertemuan yang tanpa di sengaja dan selalu terlukis manis dalam bingkai kenangan.
Siang hari tepatnya semester awal kuliahku di jurusan akuntansi. Sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di kampus, sudah terbetik rasa kagum pada akhwat nan anggun yang menggunakan jilbab lebar yang sesekali berpapasan denganku.
Mungkin mulai saat itu muncul secercah harapan untuk benar-benar hijrah menggunakan jilbab yangg syar’i. Ya. Penampilanku masih biasa, masih senang menggunakan celana dan jilbab yang belum menutupi dada. Aku selalu terpesona dengan keanggunan para akhwat (sebutan untuk perempuan) berjilbab lebar, entahlah sepertinya sebuah aura muncul dari wajah-wajah mereka. Tanpa sadar hatiku mengatakan “Aku ingin seperti mereka, anggun dan cantik dalam balutan jilbab syar’i”.
Akhirnya aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam organisasi Lembaga Dakwah Kampus. Dari sini awal mula aku memulai untuk menata diri. Dan kembali ikut dalam sebuah kelompok liqoan akhwat. Penampilanku pun sudah sedikit demi sedikit berubah, tidak menggunakan celana lagi berganti menggunakan rok dan jilbab yang menutupi dada.
Tenang dan nyaman rasanya, seperti menemukan sebuah dunia baru yang tentram dan damai. Sebelumnya aku sudah sedikit mengenal dunia tarbiyah waktu SMA, waktu itu aku sempat bergabung dalam kelompk liqoan akhwat. Senang rasanya bisa berkumpul dengan mereka ada kekuatan iman dan kasih sayang yang menyusup masuk ke relung hati ini saat bersama mereka.
Tanpa terasa hampir 7 tahun aku merasakan indahnya dalam dunia tarbiyah. Bertemu dengan Murobbi yang luar biasa menginspirasi. Hingga detik ini salah satu diantara mereka menjadi sahabat sekaligus kakak bagiku. Tak pernah terpikir sedikit pun semua ini akan terjadi, dari rasa kagum berubah menjadi rasa cinta. Rasa cinta dan rindu untuk selalu ingin berkumpul dengan mereka. Sesuatu yang tidak pernah aku inginkan adalah perpisahan.
Sesak dan sedih rasanya saat itu terjadi. Aku sesegukan menangis saat MRku lulus. Betapa cepat waktu berlalu, menyisakan gambar dan kenangan indah. Teringat akan lagu nasyid yang dibawakan oleh brother “untukmu teman” membuat kenangan itu satu persatu hadir dalam khayalanku, teriring do’a untuk saudari-saudariku satu perjuangan dahulu dan akhirnya air mata ini tak mampu terbendung lagi meluap dengan sendirinya.
Jangan buat aku dengan mudahnya jatuh terperosok dalam keadaan futur. Buat aku bangkit kembali.. Jika iman itu naik turun seperti ombak di lautan. Jangan buat amal-amal yang aku kerjakan seperti buih di lautan yang terlihat banyak lalu hilang dengan sekejap..
Bantu aku untuk bisa membangun dinding ikhlas dan semata-mata meraih ridhoMu..Jangan pernah merasa lelah dalam perjalanan ini. Masih terlalu dini untuk merasa lelah, bukankah di dalam perjalanan ini disadari atau tidak ada sesuatu yang indah dan istimewa yang kau rasakan? Gunakan itu untuk menghapus segala lelah yang mendera. Perjalan hidup ini indah, sangat percuma jika diisi dengan keluh kesah.
Mungkin ada kalanya rasa lelah itu muncul tapi alangkah baiknya jika di belai dengan rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan padamu. Sehingga pantas jika Tuhanmu bertanya, Nikmat manakah yang kau dustakan? (http://meymeysipit.tumblr)
Tag :
liqo