Pekanbaru Pos (Grup JPNN.com)
melaporkan, akibat dari tindakan brutal ini, sekitar 25 mahasiswa
mengalami luka berat, ringan dan satu orang kritis karena tindakan
refresif aparat kepolisian tersebut. Mahasiswa itu kini dirawat di Rumah
Sakit Ibnu Sina, Pekanbaru.
Salah seorang mahasiswa, Suheri
mengatakan bahwa awalnya demonstrasi berjalan lancar. Namun, ia mengaku,
begitu aksi selesai dan massa akan pulang ada oknum pejabat Polri
setempat di lokasi yang diduga memprovokasi mereka. Akibatnya massa pun
terpancing hingga terjadilah bentrok.
Mahasiswa pun mendapat serangan dari aparat keamanan setempat. Bahkan, pengejaran dan pemukulan dilakukan meski mahasiswa sudah lari ke dalam mushola. Menurut Suheri, oknum Polri masih mengenakan sepatu juga masuk mengejar mahasiswa ke dalam mushola tersebut.
Mahasiswa pun mendapat serangan dari aparat keamanan setempat. Bahkan, pengejaran dan pemukulan dilakukan meski mahasiswa sudah lari ke dalam mushola. Menurut Suheri, oknum Polri masih mengenakan sepatu juga masuk mengejar mahasiswa ke dalam mushola tersebut.
“Kami punya izin untuk demonstrasi ini.
Tapi, ketika mau pulang kami diprovokasi dan kawan-kawan saya kemudian
dikejar sampai masuk mushola,” kata Suheri seperti diberitakan Pekanbaru
Pos, Selasa (25/11).
Pihaknya akan melapor ke Polda Riau
terkait tindakan brutal aparat ini. “Kalau tidak ditanggapi kami akan
melapor ke Komnas HAM,” kata Suheri.
Dia menegaskan, mahasiswa tetap akan melakukan aksi besok, Rabu (26/11) ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi pasar di Pekanbaru. “Kami tetap akan melakukan aksi. Selama ini aksi kami selalu damai, karena tidak ada yang memprovokasi,” ungkapnya(jpnn)
Tag :
nasional