Hal demikian, diungkapkan Gubernur Jabar, H. Ahmad Heryawan dalam rakor ketahanan pangan di Gedung Sate (23/12).
Gubernur, lebih lanjut memaparkan, masalah dan tantangan pangan saat ini, yaitu peningkatan laju permintaan pangan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat serta perubahan selera sehingga menyebabkan kebutuhan pangan meningkat dengan cepat.
Selain itu, akses pangan bagi masyarakat miskin masih rendah, yaitu sebesar 9,62 persen dan 813 desa dari 5.954 desa masuk dalam kategori miskin sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan pangan dan gizi.
Berkenaan dengan permasalahan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan berbagai kebijakan strategis. Pertama, menjamin ketersediaan pangan berbasis kemandirian dengan langkah optimalisasi pemanfaatan lahan sawah melalui peningkatan Indek Pertanaman dari 2.04 menjadi 2,3, percetakan sawah baru, perbaikan dan pemeliharaan irigasi, perbaikan teknologi budaya serta pengembangan konservasi.
Kedua, pengembangan cadangan pangan dengan memperkuat cadangan pangan pemerintah daerah yaitu sebesar 60 ton di tahun 2015 serta pengembangan cadangan pangan masyarakat berupa lumbung pangan minimal 1 lumbung/desa.
Ketiga, pengembangan sistem distribusi, harga dan akses pangan melalui pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana, menjaga stabilitas harga pangan, kerjasama dengan pihak swasta ketika ada kelangkaan pangan serta memberikan pengawalan dan pendampingan pada masyarakat miskin untuk meningkatkan kemampuan ekonomi melalui program Lembaga
Akses Pangan Masyarakat.
Keempat, peningkatan diversifikasi konsumsi pangan menuju pola pangan harapan dengan langkah meningkatkan peran pangan lokal non beras non terigu sebagai pengganti terigu, melakukan pengawasan atas pangan yang berpotensi tidak aman bagi masyarakat serta mendorong pengembangan teknologi pangan di sekolah kejuruan.
Kelima, mencegah dan mengatasi kerawanan pangan dan gizi dengan langkah mengaktifkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi di daerah, memberika perhatian penuh pada daerah yang terindentifikasi masyarakat
miskin serta memanfaatkan bahan pangan lokal untuk pemberian makanan tambahan. Kemudian keenam, lanjut Gubernur, meningkatkan daya saing produk pangan lokal dengan langkah solusi : pembuatan sertifikasi keamanan pangan dan halal pangan serta menerbitkan sertifikasi identifikadi geografis untuk komoditas pangan lokal unggulan(jabarprov)
Tag :
Daerah