Ucapan selamat datang di kota 'Akhlakul Karimah' terpampang besar di perbatasan dari Jakarta menuju Tangerang. Ungkapan ini tak salah dalam menggambarkan Tangerang sebagai salah satu pusat perkembangan Islam di Indonesia.
Pondok pesantren tumbuh subur di daerah ini. Tak heran mayoritas penduduknya hidup dengan nilai-nilai keislaman yang masih kental.
Di daerah yang dikenal sebagai pusat industri ini, berdiri ribuan masjid besar maupun kecil. Tapi ada sebuah masjid unik yang menjadi perhatian khalayak ramai.
Terletak di Kelurahan Bayur, Periuk Jaya, berdiri Masjid Nurul Yaqin yang dibangun dengan konsep unik juga megah. Masjid tersebut didesain dengan banyak pintu dan kini lebih dikenal sebagai Masjid Seribu Pintu.
Masjid didirikan pada tahun 1960, oleh seorang keturunan Arab bernama Al-Faqir Mahdi Hasan al-Qudratillah al-Muqaddam yang tinggal di daerah Batu Ceper.
Lambat laun, masjid ini mulai dikenal masyarakat dari berbagai daerah di luar Tangerang. Banyak umat muslim yang datang untuk merayakan peringatan hari-hari besar keagamaan, ataupun hanya sekadar berfoto dan mengagumi keunikan arsitektur masjid.
Masjid ini dibangun di atas tanah seluas hampir satu hektar. Di beberapa bagian pintu masjid, terdapat ornamen dengan hiasan angka 999 yang menambah keindahan masjid. Lalu, di beberapa bagian terdapat juga sejumlah lorong gelap di antara pintu-pintu yang dibangun menyerupai labirin.
Di bagian ujung dari lorong tersebut terdapat ruangan yang disekat dan diberi nama berbeda satu sama lain, seperti Fathul Qarib, Tanbihul Ghafilin, Safinatun Jannah, Fatimah, dan lain-lain.
Selain itu, masjid ini juga menyimpan keunikan lain. Para jemaah yang datang ke masjid dapat menyaksikan sebuah tasbih berukuran raksasa.
Satu butiran tasbih mencapai ukuran 10 centimeter atau setara dengan kepalan tangan orang dewasa. Meskipun belum tercatat secara resmi, tapi hingga saat ini ke-99 butir tasbih diyakini sebagai yang terbesar di Indonesia.
Menurut penuturan beberapa sumber, masjid ini juga banyak dikunjungi wisatawan asing. Terutama negara-negara serumpun yang masih bertetangga dengan Indonesia seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.(merdeka)
Pondok pesantren tumbuh subur di daerah ini. Tak heran mayoritas penduduknya hidup dengan nilai-nilai keislaman yang masih kental.
Di daerah yang dikenal sebagai pusat industri ini, berdiri ribuan masjid besar maupun kecil. Tapi ada sebuah masjid unik yang menjadi perhatian khalayak ramai.
Terletak di Kelurahan Bayur, Periuk Jaya, berdiri Masjid Nurul Yaqin yang dibangun dengan konsep unik juga megah. Masjid tersebut didesain dengan banyak pintu dan kini lebih dikenal sebagai Masjid Seribu Pintu.
Masjid didirikan pada tahun 1960, oleh seorang keturunan Arab bernama Al-Faqir Mahdi Hasan al-Qudratillah al-Muqaddam yang tinggal di daerah Batu Ceper.
Lambat laun, masjid ini mulai dikenal masyarakat dari berbagai daerah di luar Tangerang. Banyak umat muslim yang datang untuk merayakan peringatan hari-hari besar keagamaan, ataupun hanya sekadar berfoto dan mengagumi keunikan arsitektur masjid.
Masjid ini dibangun di atas tanah seluas hampir satu hektar. Di beberapa bagian pintu masjid, terdapat ornamen dengan hiasan angka 999 yang menambah keindahan masjid. Lalu, di beberapa bagian terdapat juga sejumlah lorong gelap di antara pintu-pintu yang dibangun menyerupai labirin.
Di bagian ujung dari lorong tersebut terdapat ruangan yang disekat dan diberi nama berbeda satu sama lain, seperti Fathul Qarib, Tanbihul Ghafilin, Safinatun Jannah, Fatimah, dan lain-lain.
Selain itu, masjid ini juga menyimpan keunikan lain. Para jemaah yang datang ke masjid dapat menyaksikan sebuah tasbih berukuran raksasa.
Satu butiran tasbih mencapai ukuran 10 centimeter atau setara dengan kepalan tangan orang dewasa. Meskipun belum tercatat secara resmi, tapi hingga saat ini ke-99 butir tasbih diyakini sebagai yang terbesar di Indonesia.
Menurut penuturan beberapa sumber, masjid ini juga banyak dikunjungi wisatawan asing. Terutama negara-negara serumpun yang masih bertetangga dengan Indonesia seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura.(merdeka)
Tag :
Daerah