Radikalis Bukan Memerangi Israel, Tetapi Justru Membantai Sesama Islam

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Syafii Maarif menilai gerakan ISIS sebenarnya hanya "alat" yang digunakan negara lain untuk mengobok-obok negara Islam atau negara berpenduduk mayoritas Islam.

"Tetapi, hal itu terjadi karena kesalahan kita sendiri. Sebab kita tidak siap dengan perbedaan, sehingga kita mudah berkelahi dan hal itu yang dimanfaatkan (sebagai alat) orang lain," katanya di Surabaya, Jumat (19/2/2016).


Ia menjelaskan kalangan radikal ada yang beralasan bahwa mereka tidak terima dengan umat Islam yang dihina di Palestina dan sebagainya.

"Itu bukan faktor penyebab, karena para radikalis itu bukan memerangi Israel, melainkan justru membantai sesama Islam yang kebetulan menjadi oposisi di Mesir, Irak, Syiria. Bahkan sampai sekarang tak selesai dan korbannya sesama muslim," ujarnya.

Menurut dia, umat Islam harus kembali kepada Al Quran. Karena Al Quran itu ternyata sangat toleran dan mudah menerima perbedaan dibandingkan dengan umat Islam itu sendiri.

"Surah Yunus menyebut jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi, seluruhnya, maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang beriman semuanya," katanya.

Ia mengatakan perbedaan, kebhinekaan, atau pluralitas itu penting dan diajarkan Islam, namun perbedaan itu bukan untuk memicu konflik, melainkan untuk memahami.

"Memahami itu bukan meyakini lho, karena banyak orang yang salah paham terhadap pluralitas. Pluralitas dinilai akan menyamakan agama atau ajaran agama, padahal pluralitas itu sebatas menerima dan memahami, tidak lebih. Itulah Rahmatan lil Alamin," tandasnya.(inilah)


pageads
Tag : nasional