Israel kembali mengaku keok hadapi pemuda-pemuda Intifadhah dinilai nekad. Akibatnya, Israel terpaksa harus mencari solusi keluar dari krisisnya saat ini terutama solusi politik.
“Gencatan Senjata itu Solusi” menjadi dulu artikel yang ditulis oleh mantan ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, Giora Eiland yang mencoba diterjemah oleh tim analisis di Markaz Filistini lil’i’lam.
Selasa Kelam
Eiland mengatakan, dalam situasi absennya solusi politik lapangan secara langsung dalam mengakhiri gelombang terorisme, terbuka peluang meneken kesepakatan dengan Otoritas Palestina untuk membekukan pembangunan pemukiman yahudi. Ia menyatakan, empat aksi serangan pada Selasa (8/3) harus memaksa Israel untuk berusaha melakukan “gencatan senjata” dan menghentikan terorisme di waktu dekat. Setelah itu dalam waktu singkat akan mencari jawaban atas apa yang mengganggu Israel.
Ia menambahkan, langkah tepat adalah berusaha mengurangi semakin tajamnya perlawanan dengan segala cara. Sementara pihak Palestina dan sebagian besar negara dunia termasuk Amerika maka harus berusaha menekan Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi.
Eilan mengakui, semua pihak di Israel hampir sepakat bahwa sebagian factor makin meningkatnya terorisme adalah provokasi dan dukungan untuk melakukan pembunuhan dari kedua pihak masing-masing, Israel maupun Palestina. masing-masing dinilai saling memprovokasi untuk melakukan pembunuhan. Karena itu, misi resmi kedua pihak adalah menjaga nyawa manusia.
Pembekuan Pemukiman Yahudi
Eiland menganggap Amerika sampai saat ini merasa resah dengan pembangunan pemukiman yahudi dan meningkatnya warga yahudi di sana. Ini dinilai Paman Sam akan menjadi ancaman bagi kesepakatan damai antara Palestina dan Israel.
Ia mengusulkan harus ada pemetaan kembali perbatasan di wilayah pemukiman. Israel tidak boleh lagi memperluas wilayah pemukiman dan harus memberikan sebagian pemukiman yang sudah dibangun.
Prakarsa Formalitas
Pengamat urusan zionisme di Markaz Filistini lili’lam mengomentari tulisan Eiland bahwa hampir dalam setiap kondisi Israel menyampaikan solusi atau inisiatif melalui statemen mereka atau melalui sidang-sidang di Kabinet untuk menyelesaikan krisis mereka dan keluar dari kekhawatiran-kekhawatiran akibat aksi Intifadhah. Terkadang Israel memberikan kemudahan ekonomi kadang mengancam akan memberikan sanksi tegas dan keras kepada pelaku penyerangan atau menggunakan politik tongkat dan pedang.
Menurutnya, Otoritas Palestina berusaha keras mengakhiri Intifadhah karena mereka yakin mutlak dengan solusi damai dengan Israel. Sejumlah elit Otoritas Palestina mengakui menggagalkan sejumlah aksi serangan perlawanan Palestina. meski begitu, penjajah Israel tetap ngotot agar Otoritas Palestina terus memberikan konsensi dan mengalah, mengecam serangan berani mati syahid, dan menyampaikan bela sungkawa kepada korban tewas Israel. Padahal sudah 5 bulan berlangsung Intifadhah dan hampir seratus korban syahid gugur namun Mahmud Abbas tak pernah sekalipun memberikan ucapan takziyah dan bela sungkawa kepada keluarga korban Palestina.
Eiland mengkerdilkan persoalan bangsa Palestina hanya terkait pemukiman Yahudi. Ia pura-pura lupa dengan segala bentuk kejahatan yang digelar oleh pasukan Israel dan pemukiman Yahudi. Tak ada beda antara pemukim Yahudi dan dan serdadunya. Dua-duanya satu paket. Sebab pasukan Israel menerima intruksi agama dan pemikiran serta arahan dari rabi-rabi yang siang malam menyerukan agar menghabisi rakyat Palestina. (IP)
“Gencatan Senjata itu Solusi” menjadi dulu artikel yang ditulis oleh mantan ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, Giora Eiland yang mencoba diterjemah oleh tim analisis di Markaz Filistini lil’i’lam.
Selasa Kelam
Eiland mengatakan, dalam situasi absennya solusi politik lapangan secara langsung dalam mengakhiri gelombang terorisme, terbuka peluang meneken kesepakatan dengan Otoritas Palestina untuk membekukan pembangunan pemukiman yahudi. Ia menyatakan, empat aksi serangan pada Selasa (8/3) harus memaksa Israel untuk berusaha melakukan “gencatan senjata” dan menghentikan terorisme di waktu dekat. Setelah itu dalam waktu singkat akan mencari jawaban atas apa yang mengganggu Israel.
Ia menambahkan, langkah tepat adalah berusaha mengurangi semakin tajamnya perlawanan dengan segala cara. Sementara pihak Palestina dan sebagian besar negara dunia termasuk Amerika maka harus berusaha menekan Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi.
Eilan mengakui, semua pihak di Israel hampir sepakat bahwa sebagian factor makin meningkatnya terorisme adalah provokasi dan dukungan untuk melakukan pembunuhan dari kedua pihak masing-masing, Israel maupun Palestina. masing-masing dinilai saling memprovokasi untuk melakukan pembunuhan. Karena itu, misi resmi kedua pihak adalah menjaga nyawa manusia.
Pembekuan Pemukiman Yahudi
Eiland menganggap Amerika sampai saat ini merasa resah dengan pembangunan pemukiman yahudi dan meningkatnya warga yahudi di sana. Ini dinilai Paman Sam akan menjadi ancaman bagi kesepakatan damai antara Palestina dan Israel.
Ia mengusulkan harus ada pemetaan kembali perbatasan di wilayah pemukiman. Israel tidak boleh lagi memperluas wilayah pemukiman dan harus memberikan sebagian pemukiman yang sudah dibangun.
Prakarsa Formalitas
Pengamat urusan zionisme di Markaz Filistini lili’lam mengomentari tulisan Eiland bahwa hampir dalam setiap kondisi Israel menyampaikan solusi atau inisiatif melalui statemen mereka atau melalui sidang-sidang di Kabinet untuk menyelesaikan krisis mereka dan keluar dari kekhawatiran-kekhawatiran akibat aksi Intifadhah. Terkadang Israel memberikan kemudahan ekonomi kadang mengancam akan memberikan sanksi tegas dan keras kepada pelaku penyerangan atau menggunakan politik tongkat dan pedang.
Menurutnya, Otoritas Palestina berusaha keras mengakhiri Intifadhah karena mereka yakin mutlak dengan solusi damai dengan Israel. Sejumlah elit Otoritas Palestina mengakui menggagalkan sejumlah aksi serangan perlawanan Palestina. meski begitu, penjajah Israel tetap ngotot agar Otoritas Palestina terus memberikan konsensi dan mengalah, mengecam serangan berani mati syahid, dan menyampaikan bela sungkawa kepada korban tewas Israel. Padahal sudah 5 bulan berlangsung Intifadhah dan hampir seratus korban syahid gugur namun Mahmud Abbas tak pernah sekalipun memberikan ucapan takziyah dan bela sungkawa kepada keluarga korban Palestina.
Eiland mengkerdilkan persoalan bangsa Palestina hanya terkait pemukiman Yahudi. Ia pura-pura lupa dengan segala bentuk kejahatan yang digelar oleh pasukan Israel dan pemukiman Yahudi. Tak ada beda antara pemukim Yahudi dan dan serdadunya. Dua-duanya satu paket. Sebab pasukan Israel menerima intruksi agama dan pemikiran serta arahan dari rabi-rabi yang siang malam menyerukan agar menghabisi rakyat Palestina. (IP)
Tag :
palestina