Keraguan Untuk Menang, Sebab Mereka Mengalami Kegalaun Narasi

H.M Anis Matta, Lc
Kita berkumpul di sini untuk meyakinkan diri kita bahwa insya Allah kita akan menang, karena di sini kita bersyura, mengumpulkan hati kita & menyusun perencanaan. Ini yang disebut dalam Al Qur’an : “Faa idzaa azamta fa tawaqqal Alallah”. Kita sedang bertekad, ada 600 hati yang ada di sini

Tekad itu energi bagi fikiran untuk menjadi tindakan. Azam dan Tawakkal bersanding, karena keduanya adalah tekad, 1 dari bumi dan 1 dari langit. Kenapa Allah menggunakan kata Azam? Karena semua realitas pada awalnya berawal di alam fikiran. Jika kemenangan itu sudah ada dalam hati dan fikiran, maka ia akan mewujud dalam kenyataan.

Di ayat lain Allah menyandingkan azam dan sakinah. Sakinah itu kemantapan hati. Jadi yang pertama ada sebelum kemenangan itu adalah kemantapan hati. Jika ada kemantapan dalam hati kita ikhwah sekalian, maka kemenangan itu sudah dekat.

Maka peganglah dada antum, dan rasakan adakah kemantapan hati akan kemenangan itu atau tidak !

Sebelum badar, kaum muslimin ditidurkan oleh Allah, dan esoknya mereka dipenuhi kemantapan hati ! Jika Allah mentakdirkan sesuatu, maka Allah menciptakan sebab-sebabnya.

Perhatikan sekitar antum, apakah terasa sebab-sebab kemenangan untuk antum ? Hadirnya tanda sebab-sebab kemenangan, dan keyakinan akan benarnya jalan juang ini, itulah yg melahirkan kemantapan hati. Karena antum diciptakan untuk menjadi saksi-saksi (litakuunu syuhada) bagi manusia. Kita yakin dengan cita-cita besar itu, karna kita akan menjadi saksi-saksi atas manusia.

Kalau hanya sekedar tujuan electoral, itu persoalan mudah, sebab ilmunya saintifik, semua orang bisa pakai. Tetapi jika kita melaksanakan takdir kita sebagai “syahadah alannas”, maka kerja-kerja kita bukan soal angka-angka. Karena itu kerja-kerja kita haruslah menjadi sesuatu yang dapat dirasa, bukan sekedar dihitung-hitung. Hasil-hasil dakwah kita adalah sesuatu yang dapat dirasa, ketakutan menjadi rasa aman, kemarahan menjadi ketenangan.

Saat ini kita ibarat mendaki gunung, ke atas masih tampak jauh, tapi ke bawah lebih jauh lagi. Saat ini bagi kita tak ada pilihan lain, kita harus maju mencapai puncak !

Banyak orang bertanya-tanya, akan seperti apa masa depan PKS dengan beban ideologi yang diembannya. Tapi sederhana menjawabnya. Cukup mengajukan pertanyaan, Pernahkah Islam itu memimpin dunia ? PERNAH ! Dan oleh karena itu kita meyakini bahwa capaian itu pasti bisa diulangi !

Keraguan soal itu hanya menimpa mereka yang menggunakan logika electoral semata. Bahwa judul Islam itu tidak menjual dalam politik. Sebab mereka mengalami kegalauan narasi. Bagi kita narasi itu jelas, bahwa islam pernah menyatukan agama, pasar dan politik. Karena narasi itu pernah terwujud dalam realitas, maka sesungguhnya semua itu dapat diwujudkan kembali ! Karena itu Allah mengingatkan, janganlah lemah dan janganlah sedih, “Wa antumul a’lawna inkuntum mukminin”

Dan kemantapan hati itu dapat dilihat dari sorotan mata antum yang tajam ! Mata yang tajam itu akan menembus mata yang menatapnya dan turun ke hatinya. Sekarang antum rasakan, apakah yang dirasakan orang lain ketika bertemu antum. Apakah gembira atau malah sedih ?

Islam ini datang memberikan berita gembira, memberikan harapan ! Dan tugas kita adalah menghilangkan kesedihan, rasa takut dan kemarahan, itulah sakinah ! Jika antum memiliki sakinah, maka tugas kita adalah menghadirkan sakinah bagi masyarakat kita. Maka salah satu indikator kemenangan adalah ketika orang merasa ada sakinah, harapan ketika dekat dengan kita. Yang orang ingin tahu adalah apa yang akan mereka rasakan ketika dekat dengan antum, atau jika PKS menang.

Kekuatan utama untuk mendapatkan follower adalah narrative intelligence, kemampuan menjelaskan. Oleh karena itu antum mesti memiliki kemampuan menerjemahkan narasi ini dalam banyak perspektif.

Misalnya agenda mainstreaming keluarga, perlu menggunakan kemampuan menerjemahkan yang baik agar orang yakin. Jadi ini masalah bagaimana cara kita meyakinkan orang ! Jadi tidak ada yang salah dengan apa yang kita yakini, tetapi cara kita meyakinkan orang yang kurang tepat! #TaujihAM

Milikilah perasaan, bahwa apa yang kita lakukan sejauh ini adalah proses shifty of civilization, peralihan peradaban. Bukan hanya kerja-kerja untuk meraih kursi, itu sesuatu yang sangat kecil. Tapi rasakanlah kerja-kerja itu sebagai merakit kerja besar.

Saat ini ada 2 peradaban yang sedang berganti, yang 1 akan mati dan 1 lagi akan bangkit. Baik peradaban yang akan mati maupun yang akan bangkit keduanya diawali oleh kekacauan. Seperti bayi yang baru lahir menimbulkan tangisan, tangisan itulah kekacauan peradaban yang sedang ingin lahir.

Kekacauan yang terjadi di timur tengah sebelum jatuhnya para diktator adalah kekacauan yang mengawali lahirnya sebuah peradaban. Peradaban barat juga sedang mengalami kekacauan, kekacauan menjelang kejatuhan peradaban mereka.

Krisis Ekonomi barat, hanyalah efek kecil dari sebuah kerusakan yang lebih besar dan dalam, yaitu “penyakit degeneratif”. Penyakit Degeneratif, adalah hasil dari sebuah sistem yang salah sejak awalnya, yaitu membunuh kehidupan.

Mereka membatasi kehidupan dan kelahiran, karena mereka meyakini bahwa sumberdaya yang tersedia lebih sedikit dari jumlah manusia. Inilah tuduhan mereka yang paling keji terhadap Allah ! Seolah-olah Allah tidak teliti menciptakan sumberdaya dan manusia tidak seimbang. Padahal Allah yang membagikan rezeki kepada setiap ciptaan-Nya, dan Dia pula yang memegang kunci-kuncinya.

Dulu di masa Nabi, Arab itu sudah memiliki kandungan minyak yang melimpah, tetapi tidak digunakan, karena Allah belum berikan ilmunya. Baru sekitar 100 tahun yang lalu manusia diberi sedikit ilmu tentang minyak, dan itu sudah menjadi solusi bagi banyak kebutuhan semua manusia.

Kemudian Allah memberikan sedikit ilmu tentang komunikasi, betapa banyak orang yang kaya karenanya dan menjadi solusi persoalan-persoalan manusia. Ilmu yang diberikan Allah itu masih sedikit, dan mereka sudah menuduh Allah tidak mampu menyediakan rezki yang cukup bagi ciptaan-Nya ! Padahal mereka bahkan belum sampai pada ilmu yang ada di zaman Nabi Sulaiman, dimana kargo dapat dipindahkan realtime seperti SMS. Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka itu !

Padahal Allah memiliki cara sendiri untuk membagi-bagikan rezkinya kepada seluruh kehidupan yang diciptakan-Nya. Kesalahan mendasar barat inilah yang membuat peradaban mereka kini di ambang kehancuran. Dimana tidak ada lagi suara tangis kehidupan baru di tengah mereka, dan yang ada hanya calon-calon mayit.

pageads