Jangan Tinggalkan Kami, Kawan !!

Duhai jiwa-jiwa yang ku harap,

kemana lagi aku harus menemukan sosok manusia sepertimu,

Aku teringat masa-masa itu,

Masa yang telah kita lalui bersama, dahulu,

Tapi kini kau tak lagi ada,


Apakah kita pernah berfikir kawan, tentang sebuah perjalan panjang ini? Seandainya tidak, maka aku ingin mengajak wisata hati ke masa lampau. Sadarkah kawan? Siapakah kita saat itu? Dari mana rahim perjuangan kita saat ini? atau apa yang menjadikan kita seperti ini?


Duhai Jiwa-jiwa yang aku selalu banggakan.

Aku ingin berkisah. Dahulu aku hanyalah insan yang penuh dengan kehinaan, hari-hari ku adalah hari-hari dimana aku dalam kelamnya dunia. tiada waktu tanpa ada hura-hura, hidupku jauh dari ketaatan, tiada hari tanpa maksiat, maksiat dan maksiat. Seandainya kau tahu dan berfikir tentangku, maka kau akan mengatakan, bahwa aku tak ingin mengenalmu. Sungguh itulah diriku saat itu.

Tapi apa yang terjadi selanjutnya?

Aku bertemu dengan sosok manusia luar biasa kala itu, mereka hadir membawa cinta dan kepedulian. Saat itu aku berkata pada diri, siapakah mereka yang rela melakukan ini? mereka hadir di kala dunia saat itu gelap gulita, mereka hadir ketika tak ada orang lain yang mempedulikan dengan gelapnya dunia. Oh Tuhan sungguh siapakah mereka?

Mereka telah membuatku menuju cahaya kehidupan.

Tahukah kawan siapakah mereka?

Aku baru mengetahui kawan. Mereka adalah kalian aktivis dakwah sekolah. mereka hadir dikala kesibukan aktivitas sehari-hari "kuliah, bekerja, mengajar, dll", mereka hadir ketika hak-hak mereka harus terkorbankan. Aku jadi tak sanggup membayangkan mereka. Sungguh aku tak sanggup. Tahukah kenapa aku tak sanggup kawan?

Bayangkanlah kawan, mereka rela menghabiskan waktu, tenaga, pikiran hanya untuk mengajakku dan rekan-rekanku ke jalan yang terang. walau tekadang apa yang mereka peroleh adalah hujatan, cacian, makian, hinaan. Tapi apa yang ku lihat dari mereka? mereka tetap tersenyum, tabah, sabar  dikala mereka harus di injak-injak.

Tapi kini kawan aku sedih,

Mereka dahulu yang pernah ada perlahan satu per satu meningalkan aku dan kami disini. padahal aku dan rekan-rekanku berharap mereka akan selalu ada memberikan pencerahan.

Aku sedih kawan,


Duhai permata yang pernah ada dalah hidup kami,

Kemana lagi kan ku cari engkau?

Aku ingin engkau kembali bersama kami,

Sungguh, 

Jangan tinggalkan kami disini,

Apalah jadinya kami nanti ketika engkau tinggalkan,

Relakah engkau ketika kami terus dalam kegelapan ini?

Relakah?

Relakah?


Sungguh, sekali lagi hidup ini adalah pilihan. Betapa kita sadar, banyak orang yang sedang menunggu kehadiran kita disini. coba bayangkan hari ini, saudara kita atau adik-adik kita begitu harus tercekik oleh zaman yang tak lagi berperadaban. ketika dunia telah mengambil hak mereka untuk berada di jalan yang benar. lihat dan sadari saudaraku. Betapa banyak kita saksikan sepanjang sejarah. hingga hari ini betapa mirisnya adik-adik sekolah kita harus terjerat dalam limbah kesalahan. budaya telah mengantarkan mereka untuk bersalah kiprah. pacaran, tawuran, nongkrong, pergaulan bebas rasanya sudah menjadi hal yang sulit kita sembunyikan.

Lalu ketika itu semua telah terjadi! kemanakah kita selama ini?

Atau kita membiarkan dan menyalahkan mereka melakukan demikian?

Sungguh,

Apa kita masih bisa berdalih. Saya sibuk dengan pekerjaan saya, saya sibuk dengan kuliah saya, saya sibuk dengan banyak amanah yang saya emban, saya sibuk dengan sekarang-sekarang. Dan saya tidak bisa untuk saat ini.

Lalu saya bertanya kembali, sampai kapan kalian semua tidak sibuk? sampai kapan ada waktu?

Sekali lagi, ini adalah pilihan. banyak hak-hak dan kewajiban-kewajiban lain yang ada pada diri kita, tentu. Oleh karenanya kita berusaha untuk melakukan dan memberikan yang terbaik selagi kita mampu. Apapun itu.

Mari sama-sama kita kembali perbaharui apa yang mesti kita perbaharui. Mulai dari niat, langkah, dan sebagainya. biar tak ada lagi yang terzolimi.

Sungguh, harapan penulis ketika membaca tulisan ini. senandungkan Robithoh dan bayangkan adik-adik kita sekarang, bagimana mereka dan akan jadi apa mereka ketika kita semua tak lagi bersama mereka? Dengan ikhlas lakukanlah. Semoga bernilai kebaikan untuk kita semua. Aamiin

Sungguh, ini adalah refleksi untuk diri yang lalai atas perjalan ini. semoga ini menjadi bahan perbaikan bagi jiwa ini untuk lebih sadar kembali atas apa yang telah terjadi.Ramadhan Aziz (Melangkah dan Berkarya)

Allahualam Bissawwab.
pageads