Publik pencinta sepakbola nasional merasa lega lantaran pembekuan terhadap PSSI yang dilakukan Menpora akhirnya dicabut. Akan tetapi, imbas dari pembekuan itu sangat negatif dan itu disayangkan oleh mantan Menpora, Roy Suryo.
Pembekuan PSSI yang dilakukan Menpora pada 17 April 2015 membuat Indonesia dikeluarkan sementara dari FIFA. Merah Putih pun tidak boleh ikut serta dalam event internasional. Hal itu membuat peringkat Indonesia pun terus merosot.
Dalam masa pembekuan tersebut, Menpora membentuk Tim Sembilan dan Tim Transisi yang dimaksudkan untuk membenahi persepakbolaan nasional. Namun, dua tim tersebut tidak menghasilkan apa pun sehingga dianggap hanya menghambur-hamburkan uang saja. Merujuk masalah ini, Roy Suryo mengusulkan agar KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk mengusut dana sia-sia tersebut.
"Intinya jelas, satu tahun lebih sia-sia melakukan pembekuan PSSI. Apa yang dikatakan dulu sebagai tata kelola sepakbola terbukti tidak ada apa-apanya. Bahkan, peringkat Indonesia terpuruk (dari 156 ke-185, di bawah Timor Leste)," papar Roy Suryo kepada Okezone, Rabu (11/5/2016).
"Mafia yang sempat dikatakannya tidak ada, bahkan membuat “mafia abal-abal”, termasuk Tim Sembilan dan Tim Transisi yang praktis menghamburkan uang saja. Bahkan, saya sempat usul agar KPK mengusut penghamburan dana sia-sia yang sudah digulirkan selama pembekuan itu," jelasnya.(okz)
Pembekuan PSSI yang dilakukan Menpora pada 17 April 2015 membuat Indonesia dikeluarkan sementara dari FIFA. Merah Putih pun tidak boleh ikut serta dalam event internasional. Hal itu membuat peringkat Indonesia pun terus merosot.
Dalam masa pembekuan tersebut, Menpora membentuk Tim Sembilan dan Tim Transisi yang dimaksudkan untuk membenahi persepakbolaan nasional. Namun, dua tim tersebut tidak menghasilkan apa pun sehingga dianggap hanya menghambur-hamburkan uang saja. Merujuk masalah ini, Roy Suryo mengusulkan agar KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk mengusut dana sia-sia tersebut.
"Intinya jelas, satu tahun lebih sia-sia melakukan pembekuan PSSI. Apa yang dikatakan dulu sebagai tata kelola sepakbola terbukti tidak ada apa-apanya. Bahkan, peringkat Indonesia terpuruk (dari 156 ke-185, di bawah Timor Leste)," papar Roy Suryo kepada Okezone, Rabu (11/5/2016).
"Mafia yang sempat dikatakannya tidak ada, bahkan membuat “mafia abal-abal”, termasuk Tim Sembilan dan Tim Transisi yang praktis menghamburkan uang saja. Bahkan, saya sempat usul agar KPK mengusut penghamburan dana sia-sia yang sudah digulirkan selama pembekuan itu," jelasnya.(okz)
Tag :
nasional