Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjanji memberantas berbagai perusahaan yang terkait dengan tokoh Fethullah Gulen yang dituding mendalangi kudeta. Erdogan menyebut berbagai sekolah, firma, dan lembaga amal yang terkait dengan Gulen sebagai "sarang terorisme" dan harus diberangus.
Dalam wawancara di istana kepresidenannya yang disiarkan secara langsung di televisi nasional pada Kamis (4/8), Erdogan menilai sektor bisnis merupakan sektor utama di mana jaringan pendukung Gulen berkembang. Ia menegaskan siapapun yang "membiayai para pelaku teror" akan dianggap sebagai komplotan pelaku kudeta.
Erdogan menuduh Gulen memanfaatkan jaringan sekolah, badan amal dan sektor bisnisnya yang luas di Turki dan di luar negeri selama beberapa dekade terakhir untuk menyusupi sejumlah lembaga negara dan membangun "struktur paralel" yang bertujuan untuk mengambil alih negara.
"Mereka tidak ada hubungannya dengan komunitas agama, mereka adalah organisasi teroris yang lengkap. Kanker ini berbeda, virus ini telah menyebar di mana-mana," kata Erdogan, menyebut Gulen sebagai "kanker" dan "virus."
"Dunia bisnis merupakan sektor terkuat mereka. Kami akan memotong semua hubungan bisnis, semua pendapatan dari bisnis yang terkait dengan Gulen. Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan," kata Erdogan dalam pidato yang dihadiri oleh kepala kamar dagang dan berbagai pelaku usaha.
Menurut catatan Reuters, lebih dari 60 ribu orang dari jajaran militer, peradilan, layanan sipil dan sektor pendidikan ditahan, ditangguhkan atau diselidiki karena diduga terkait dengan gerakan Gulen, atau yang biasa disebut Hizmet di Turki.
Salah satu upaya "pembersihan" pendukung kudeta terbaru adalah penggerebekan kantor Dewan Riset Ilmu dan Teknologi (Tubitak) pada Rabu (3/8). Stasiun televisi Turki, NTV, melaporkan bahwa banyak orang ditahan dalam penggerebekan tersebut, namun hingga kini tidak ada jumlah pasti orang yang ditahan.
Maskapai utama Turki, Turkish Airlines, memecat 211 stafnya atas tuduhan terkait dengan jaringan Hizmet. Selain itu, sejumlah pejabat eksekutif dari Boydak Holding, perusahaan yang dikelola oleh keluarga konglomerat yang bergerak di bidang furnitur dan energi, juga dijebloskan dalam tahanan. Kepala perusahaan petrokimia terbesar di Turki, Petkim, juga ditahan.
Bahkan sebelum percobaan kudeta pecah pada 15 Julu lalu dan berhasil digagalkan, otoritas Turki sudah menyita bank pemberi pinjaman, Bank Asya dan menutup sejumlah perusahaan media yang dituduh mendanai gerakan Hizmet.
Kudeta yang menewaskan setidaknya 240 orang dan melukai 2.000 lainnya itu juga telah meningkatkan tensi hubungan antara Turki dengan AS. Pasalnya, Gulen kini tinggal dalam pengasingan secara legal di Pennsylvania. AS sendiri masih mempertimbangkan permintaan ekstradisi Gulen yang dilayangkan Turki. (cnn)
Dalam wawancara di istana kepresidenannya yang disiarkan secara langsung di televisi nasional pada Kamis (4/8), Erdogan menilai sektor bisnis merupakan sektor utama di mana jaringan pendukung Gulen berkembang. Ia menegaskan siapapun yang "membiayai para pelaku teror" akan dianggap sebagai komplotan pelaku kudeta.
Erdogan menuduh Gulen memanfaatkan jaringan sekolah, badan amal dan sektor bisnisnya yang luas di Turki dan di luar negeri selama beberapa dekade terakhir untuk menyusupi sejumlah lembaga negara dan membangun "struktur paralel" yang bertujuan untuk mengambil alih negara.
"Mereka tidak ada hubungannya dengan komunitas agama, mereka adalah organisasi teroris yang lengkap. Kanker ini berbeda, virus ini telah menyebar di mana-mana," kata Erdogan, menyebut Gulen sebagai "kanker" dan "virus."
"Dunia bisnis merupakan sektor terkuat mereka. Kami akan memotong semua hubungan bisnis, semua pendapatan dari bisnis yang terkait dengan Gulen. Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan," kata Erdogan dalam pidato yang dihadiri oleh kepala kamar dagang dan berbagai pelaku usaha.
Menurut catatan Reuters, lebih dari 60 ribu orang dari jajaran militer, peradilan, layanan sipil dan sektor pendidikan ditahan, ditangguhkan atau diselidiki karena diduga terkait dengan gerakan Gulen, atau yang biasa disebut Hizmet di Turki.
Salah satu upaya "pembersihan" pendukung kudeta terbaru adalah penggerebekan kantor Dewan Riset Ilmu dan Teknologi (Tubitak) pada Rabu (3/8). Stasiun televisi Turki, NTV, melaporkan bahwa banyak orang ditahan dalam penggerebekan tersebut, namun hingga kini tidak ada jumlah pasti orang yang ditahan.
Maskapai utama Turki, Turkish Airlines, memecat 211 stafnya atas tuduhan terkait dengan jaringan Hizmet. Selain itu, sejumlah pejabat eksekutif dari Boydak Holding, perusahaan yang dikelola oleh keluarga konglomerat yang bergerak di bidang furnitur dan energi, juga dijebloskan dalam tahanan. Kepala perusahaan petrokimia terbesar di Turki, Petkim, juga ditahan.
Bahkan sebelum percobaan kudeta pecah pada 15 Julu lalu dan berhasil digagalkan, otoritas Turki sudah menyita bank pemberi pinjaman, Bank Asya dan menutup sejumlah perusahaan media yang dituduh mendanai gerakan Hizmet.
Kudeta yang menewaskan setidaknya 240 orang dan melukai 2.000 lainnya itu juga telah meningkatkan tensi hubungan antara Turki dengan AS. Pasalnya, Gulen kini tinggal dalam pengasingan secara legal di Pennsylvania. AS sendiri masih mempertimbangkan permintaan ekstradisi Gulen yang dilayangkan Turki. (cnn)
Tag :
internasional