Politikus Golkar Anggap Do'a Kritik Pemerintah, Belum Tentu Didengar Allah

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Muhammad Syafii, menjadi salah satu orang yang paling banyak dibicarakan setelah Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD RI di gedung parlemen, Jakarta, kemarin.

Doa yang ia bawakan sebagai penutup sidang yang disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi kemarin membuat heboh publik.

Di media sosial, beredar luas rekaman video di mana ia membawakan doa. Bahkan, disebut-sebut sebagai "doa paling menggemparkan".


Isinya mengangkat realitas kondisi bangsa. Namun tak sedikit menganggap doanya lebih berat berisi kritik kepada pemerintah, menohok para pemimpin negara yang korup dan hanya memberikan janji-janji palsu kepada rakyat.

Sesama politikus menanggapi doa Syafii dengan beragam. Salah satunya, politikus Golkar di Komisi V DPR RI, Roem Kono, yang menilai doa itu keluar dari kegundahan hati Syafii pribadi. Doa itu juga mewakili apa yang dirasakan rakyat Indonesia saat ini.

"Saya kira itu doa keluar dari sanubarinya dia. Dan semua rakyat Indonesia pasti rasakan itu," ujarnya.

Namun Roem Kono melihat ada tujuan lain di balik doa itu, yang juga menjadi kritik bagi pemerintah. Karenanya, dia "memprediksi" doa yang disampaikan oleh politikus yang biasa disapa Romo Syafii itu belum tentu diterima Tuhan.

"Pemerintah sudah kerja keras sekarang, tapi sayangnya doanya itu ada suatu kritik terhadap pemerintah. Sehingga belum tentu doanya didengar oleh Allah SWT karena doa mengarah kritik pemerintah," ucapnya.

Berikut ini sebagian doa yang diucapkan politisi dari Daerah Pemilihan Sumatera Utara itu kemarin petang:

Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir ya Allah.

Kami tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.

Biarlah kehidupan ekonomi kami, Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah. Bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami. ya rabbal alamin.

Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya. kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika bangsa lain menyerang bangsa kami. Ya rahman ya rahim tapi kami masih percaya kepadaMu, bahwa kami masih menadahkan tangan kepadamu artinya engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah YME.

Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat(rmol)
pageads