Media massa Israel ramai memberitakan pagi ini Jumat (16/9) bahwa aleg Arab di parlemen Israel Knesset, Hanin Za’bi ikut dalam aksi menembus blockade Jalur Gaza yang digalang oleh Freedom Flotilla 4 yang diikuti hanya oleh aktivis HAM dan politik wanita internasional.
Koran Israel Hatom edisi hari ini menegaskan, aleg Knesset Hanen Za’bi bergabung dengan FF 4 ke Jalur Gaza yang bertolak dari Barcelona pada 14 September kemarin dengan kapal Amal dan Zaytounah ke perairan Jalur Gaza dan akan melewati pelabuhan-pelabuhan di Eropa. (at/pip)
Koalisi Internasional Freedom Flotilla hari Selasa (13/9) melakukan finalisasi pemberangkatan konvoi kapal bantuan khusus perempuan yang menurut jadwal akan berangkat besok Rabu (14/9) dari pelabuhan Barcelona Spanyol menuju perairan internasional untuk ke Jalur Gaza melalui pelabuhan Ajaccio (Korsika, Peranci) yang diikuti oleh aktivis perempuan dari berbagai negara, Arab dan asing.
Konvoi kapal yang terdiri dari dua armada kecil; Amal dan Zaytounah ini – menurut Koalisi Internasional Freedom Flotilla sebagai penyelenggara – akan menembus blockade illegal terhadap Jalur Gaza yang berlangsung sejak 10 tahun lalu. Konvoi juga bertujuan untuk memblowup penderitaan warga Jalur Gaza yang diubah oleh blockade Israel menjadi penjara terbesar, terutama penderitana perempuan Palestina.
Di antara aktivis perempuan internasional yang ikut dalam kerja social politik dan media ini adalah; Malin Björk, anggota parlemen Eropa dari Swedia, Ann Wright, pensiunan militer Amerika dan mantan diplomat yang mundur dari jabatannya tahun 2003 saat AS mengagresi Irak, Dr. Fauziah Modh Hasan, dokter Malaysia yang ikut dalam sejumlah misi kemanusiaan bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Medis Malaysia sebagai wakil dari konvoi bantuan Miles of Smiles, Samirah Dhawayifah, perwakilan Komite Internasional Anti Blokade Gaza dan sejumlah aktivis perempuan lainnya dari Aljazair, Sudan dan Yordania.
Koalisi Freedom Flotilla mengajak agar dua kapal ini disambut di kota Barcelona besok Rabu di pelabuhan Ajaccio (Perancis) pada 17 September dan dilepas pada 19 September sebelum berlanjut ke Jalur Gaza.
Ketua Badan Internasional untuk Suport Gaza, Isham Yusuf yang merupakan bagian dari Koalisi Internasional untuk Pembukaan Blokade Jalur Gaza menyatakan kepada Quds Press bahwa konvoi bantuan perempuan (Freedom Flotilla 4) merupakan seruan aktivis perempuan dalam menghadapi blockade kejam terhadap Jalur Gaza yang bertentangan dengan seluruh undang-undang internasional. Mereka hanya menuntut agar blockade segera diakhiri.
Yusuf menyatakan, keberanian perempuan yang ikut dalam konvoi bantuan ini merupakan cerminan kesadaran Arab dan dunia dalam bentuk baru bahwa perempuan merupakan pendukung utama perjuangan suatu bangsa untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan.
Ia menambahkan, perempuan di Palestina mengorbankan segalanya berlipat-lipat untuk menghadapi langsung penjajahan Israel. Merekalah ibu, istri, saudara perempuan, perawat, dan merekalah bagian penting dari Palestina dalam mewujudkan kebebasan.
Yusuf menandaskan, perempuan di Freedom Flotilla ini adalah entitas yang jauh dari pertimbangan politik namun mereka berhimpun dari seluruh dunia untuk tujuan bersama membela kemanusiaan manusia demi mendapatkan hak hidup layak dan bebas.
Fredom Flotilla (FF) berangkat pertama kali ke Gaza tahun 2010 yang diikuti oleh aktivis HAM, media, politikus dari berbagai belahan dunia. FF 2 berangkat tahun 2011, dan FF 3 berangkat 2015.
Menurut catatan PBB, Jalur Gaza tidak layak lagi untuk hidup manusia di tahun 2020, seperti data statistic Kanada, Wendy Goldsmith salah satu penyelenggaran FF. (IP)
Koran Israel Hatom edisi hari ini menegaskan, aleg Knesset Hanen Za’bi bergabung dengan FF 4 ke Jalur Gaza yang bertolak dari Barcelona pada 14 September kemarin dengan kapal Amal dan Zaytounah ke perairan Jalur Gaza dan akan melewati pelabuhan-pelabuhan di Eropa. (at/pip)
Koalisi Internasional Freedom Flotilla hari Selasa (13/9) melakukan finalisasi pemberangkatan konvoi kapal bantuan khusus perempuan yang menurut jadwal akan berangkat besok Rabu (14/9) dari pelabuhan Barcelona Spanyol menuju perairan internasional untuk ke Jalur Gaza melalui pelabuhan Ajaccio (Korsika, Peranci) yang diikuti oleh aktivis perempuan dari berbagai negara, Arab dan asing.
Konvoi kapal yang terdiri dari dua armada kecil; Amal dan Zaytounah ini – menurut Koalisi Internasional Freedom Flotilla sebagai penyelenggara – akan menembus blockade illegal terhadap Jalur Gaza yang berlangsung sejak 10 tahun lalu. Konvoi juga bertujuan untuk memblowup penderitaan warga Jalur Gaza yang diubah oleh blockade Israel menjadi penjara terbesar, terutama penderitana perempuan Palestina.
Di antara aktivis perempuan internasional yang ikut dalam kerja social politik dan media ini adalah; Malin Björk, anggota parlemen Eropa dari Swedia, Ann Wright, pensiunan militer Amerika dan mantan diplomat yang mundur dari jabatannya tahun 2003 saat AS mengagresi Irak, Dr. Fauziah Modh Hasan, dokter Malaysia yang ikut dalam sejumlah misi kemanusiaan bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Medis Malaysia sebagai wakil dari konvoi bantuan Miles of Smiles, Samirah Dhawayifah, perwakilan Komite Internasional Anti Blokade Gaza dan sejumlah aktivis perempuan lainnya dari Aljazair, Sudan dan Yordania.
Koalisi Freedom Flotilla mengajak agar dua kapal ini disambut di kota Barcelona besok Rabu di pelabuhan Ajaccio (Perancis) pada 17 September dan dilepas pada 19 September sebelum berlanjut ke Jalur Gaza.
Ketua Badan Internasional untuk Suport Gaza, Isham Yusuf yang merupakan bagian dari Koalisi Internasional untuk Pembukaan Blokade Jalur Gaza menyatakan kepada Quds Press bahwa konvoi bantuan perempuan (Freedom Flotilla 4) merupakan seruan aktivis perempuan dalam menghadapi blockade kejam terhadap Jalur Gaza yang bertentangan dengan seluruh undang-undang internasional. Mereka hanya menuntut agar blockade segera diakhiri.
Yusuf menyatakan, keberanian perempuan yang ikut dalam konvoi bantuan ini merupakan cerminan kesadaran Arab dan dunia dalam bentuk baru bahwa perempuan merupakan pendukung utama perjuangan suatu bangsa untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan.
Ia menambahkan, perempuan di Palestina mengorbankan segalanya berlipat-lipat untuk menghadapi langsung penjajahan Israel. Merekalah ibu, istri, saudara perempuan, perawat, dan merekalah bagian penting dari Palestina dalam mewujudkan kebebasan.
Yusuf menandaskan, perempuan di Freedom Flotilla ini adalah entitas yang jauh dari pertimbangan politik namun mereka berhimpun dari seluruh dunia untuk tujuan bersama membela kemanusiaan manusia demi mendapatkan hak hidup layak dan bebas.
Fredom Flotilla (FF) berangkat pertama kali ke Gaza tahun 2010 yang diikuti oleh aktivis HAM, media, politikus dari berbagai belahan dunia. FF 2 berangkat tahun 2011, dan FF 3 berangkat 2015.
Menurut catatan PBB, Jalur Gaza tidak layak lagi untuk hidup manusia di tahun 2020, seperti data statistic Kanada, Wendy Goldsmith salah satu penyelenggaran FF. (IP)
Tag :
palestina