Pushami : Media-media Mainstream Berupaya Keras Menutup Kasus Penistaan Agama

Direktur Kebijakan Publik Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (Pushami), Jaka Setiawan menyayangkan insiden penyerangan aparat keamanan di daerah Cikokol, Tangerang Kota dieksploitasi oleh media menjadi kasus radikalisme.

“Kita turut menyayangkan hal tersebut bisa terjadi. Seharusya pihak keamanan lebih sigap, bagaimana mau menjaga masyarakat menjaga kesatuannya saja tidak berhasil?” ujarnya kepada Kiblat.net pada Kamis, (20/10).


Alumnus Kajian Intelijen Stratejik Pascasarjana Universitas Indonesia ini menyatakan bahwa pihak keamanan perlu menelusuri motif sesungguhnya pelaku yang menyasar polisi. Bahkan, Kapolsek Tangerang Kota menjadi salah satu korbannya.

Berdasarkan informasi di lapangan, ternyata masalah penusukan ini adalah masalah sesama keluarga polisi. Tapi oleh media-media pendukung rezim digelembungkan sebagai pengalihan isu penistaan Surat Al Maidah 51.

“Dugaan kuat motif dari peristiwa ini adalah pelaku tidak senang dinasehati oleh keluarga polisi lainnya,” ujar dia.

Secara umum, umat Islam tengah merespon kasus penistaan Surat Al Maidah 51 oleh Gubernur DKI Jakarta dengan upaya penegakan hukum. Oleh karena itu, media-media mainstream berupaya keras menutup kasus ini.

Sebagaimana diketahui, batas terakhir ultimatum kepada Polri akan jatuh pada hari Jumat besok. Sementara proses hukum dinilai Jaka masih berjalan lambat.

“Ini salah satu dampak dari lambatnya proses hukum. Kalau saja polisi bekerja profesional, gak perlu ada demo-demoan karena setiap warga negara di mata hukum sama. Sebab, Polisi wajib menggunakan logika hukum dan keamanan, bukan logika politik,” tukas alumnus Kajian Intelijen Stratejik Pascasarjana Universitas Indonesia ini.(kiblat)
pageads
Tag : Hukum

Related Post: