Dengan peserta aksi lebih dari 2 juta manusia, banyak kisah luar biasa diantaranya...
Ada sekelompok peserta aksi yang tuna netra jumlahnya
sekitar 20 orang, saling pegangan tangan agar tidak terpisah satu sama
lain, mereka juga membawa spanduk di sisi kanan, dengan satu orang
komando paling depan, jika yang depan berteriak Allaahu akbar, maka yang
lain dengan semangat menggemuruhkan Allaahu akbar... Subhanallah hati
saya bergetar mendengar takbir mereka, keterbatasannya tak menyurutkan
niat membela Al-Qur'an yang dinodai kafir Ahok.
Ada pula seorang penyandang cacat yang tak bisa berpindah
tempat selain merangkak, tapi segala keterbatasannya tak menghalanginya
untuk datang membela kitab suci Al-Qur'an, saat merangkak jika mendengar
teriakan takbir maka ia langsung berdiri dengan kedua lututnya dan
mengepalkan tangannya ke atas sambil berteriak Allaahu akbar!
Subhanallah saya lihat matanya agak merah dan suaranya agak parau,
mungkin karena terbakar amarah atas penghinaan yang dilakukan kafir Ahok
kepada Al-Qur'an, di sela-sela merangkaknya pun lisannya bergerak terus
menerus berdzikir.
Ada pula kakek bernama Sholeh berusia sekitar 70 tahun,
beliau datang sangat jauh dari pedalaman Bima NTB, dari kampung
halamannya beliau menempuh 72 jam perjalanan darat dan laut, sejak
terdengar panggilan jihad beliau mengumpulkan uang sebanyak mungkin
untuk bekal ke Jakarta, membela Al-Qur'an dari penistaan Ahok, hingga
terkumpul dana 3 juta rupiah. Dengan bekal itu beliau bulatkan tekad
untuk datang ke Jakarta bergabung bersama para mujahid yang lain..
Subhanallaah betapa hebatnya perjuangan kakek ini,demi Al-Qur'an segalanya rela dikorbankan...
Ada pula peserta dari etnis Cina yang ikut dalam kumpulan
demo, agamanya katholik, ia menyuarakan adili Ahok demi hukum, karena
hatinya ikut terpanggil meminta keadilan bagi teman-teman Muslim, bahkan
beliau juga membawa plastik sampah, agar pendemo tak difitnah katanya,
Subhanallah jika Allah berkehendak, segalanya jadi mudah, bahkan untuk
menggerakan orang yang beda akidah sekalipun..
Ada pula para pedagang kaki lima, dengan rela hati beliau
menggratiskan dagangannya, seperti bapak penjual lontong sayur, beliau
berkata "untuk semua saudaraku saya iklaskan makanan ini semua, makanlah
sepuasnya tidak usah bayar, saya ikhlas karena Allah untuk para pembela
Al-Qur'an. Subhanallah...
Menjelang magrib ada kiriman nasi boks yang dibagikan ibu
ibu, ada banyak sekali serta buah-buahan, semuanya disedekahkan untuk
para pembela Al-Qur'an, yang lebih menariknya di atas boks nasinya ada
tulisan "Terima kasih atas jerih payahmu memperjuangkan agama kita
saudaraku, semoga Allah mengganjar dengan pahala kebaikan yang berlipat
ganda, sekarang silahkan nikmati makan malam ini dari kami para ibu yang
berdoa semoga anak anak kami memiliki iman setebalmu di masa yang akan
datang." Subhanallaah...
Hal yang sama terjadi pada penulis, Ahbabul Musthofa, saat
memutuskan hendak pulang lebih awal karena ibu terus menelpon agar cepat
pulang, tampaknya khawatir sekali karena hampir semua stasiun tv secara
live menayangkan proses demontrasi, apalagi setelah terjadi bentrok
dengan aparat, kata istri, ibu menangis yah cepat pulang.. hati sayapun
luluh, mata ini juga amat perih dua kali terkena tembakan gas air mata,
maka sekitar pukul 10 malam saya pulang menggunakan Gojek dari depan
Istiqlal, setelah sepakat dengan harga dan tujuannya ke Sunter Agung
sebesar 25.000 Rupiah saya pun pulang, setelah sampai saya sodorkan uang
ojeknya, dengan sopan sekali bapak gojeknya berkata, "De, Ade ini
pejuang agama, saya ikhlaskan ongkosnya buat Ade aja, bapak malu ga bisa
ikut berjuang, semoga kita semua mendapat kemenangan," katanya.
Saya beberapa kali menyodorkan ongkosnya tapi bapak
gojeknya selalu menolak.. Subhanallah.... Mulia sekali hati bapak Gojek
ini, setelah mengucapkan salam beliaupun berlalu.. semoga kebaikannya
dilipat gandakan dengan pahala yang lebih besar Amiin
Subhanallah tak terasa air mata ini mengalir sobat fillah,
semoga tulisan ini ada hikmahnya dan semoga apa yang kita perjuangkan
mendapat kemenangan dari Allah SWT. Aamiiin Yaa Robb....(Oleh: Ahbabul Musthofa)
Tag :
Nasihat