Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA merilis hasil surveinya, Jumat (18/11/2016).
Berdasarkan survei LSI, pemilih Muslim dan non-Muslim sama-sama meninggalkan dukungannya terhadap pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Hal itu terjadi setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama.
"Selisih perbedaannya juga cukup signifikan, yang Muslim 11,40 persen dan yang non-Muslim 33,10 persen," tutur Peneliti LSI, Ardian Sopa dalam konferensi pers di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Pusat.
Ardian menjelaskan, sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka, dukungan Muslim terhadap Ahok yakni 18,80 persen dari sampel responden Muslim 90,90 persen. Kemudian, setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka, dukungan dari Muslim menjadi 7,40 persen. Artinya, ada sebanyak 11,40 persen yang mencabut dukungan dari Ahok setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara, dukungan non-Muslim terhadap Ahok sebelum tersangka yaitu 80,00 persen dari total sampel responden non-Muslim 9,10 persen. Setelah ada penetapan tersangka, sebanyak 33,10 persen responden non-Muslim mencabut dukungannya dari Ahok-Djarot sehingga dukungan dari non-Muslim tersisa 46,90 persen.
Survei LSI tersebut dilakukan dari 31 Oktober sampai 5 November yang artinya sebelum ada penetapan Ahok sebagai tersangka. Namun, salah satu pertanyaan yang diberikan kepada responden, yakni:
'Jika Ahok tersangka, seandainya pemilihan langsung gubernur dan wakil gubernur Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan pada hari ini, siapa pasangan gubernur dan wakil gubernur provinsi DKI Jakarta yang akan ibu/bapak pilih?'.
Survei dilakukan secara tatap muka langsung terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini plus minus 4,8 persen. Survei dibiayai dengan dana sendiri dan dilengkapi dengan kualitatif riset.(TS)
Berdasarkan survei LSI, pemilih Muslim dan non-Muslim sama-sama meninggalkan dukungannya terhadap pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. Hal itu terjadi setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama.
"Selisih perbedaannya juga cukup signifikan, yang Muslim 11,40 persen dan yang non-Muslim 33,10 persen," tutur Peneliti LSI, Ardian Sopa dalam konferensi pers di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Pusat.
Ardian menjelaskan, sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka, dukungan Muslim terhadap Ahok yakni 18,80 persen dari sampel responden Muslim 90,90 persen. Kemudian, setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka, dukungan dari Muslim menjadi 7,40 persen. Artinya, ada sebanyak 11,40 persen yang mencabut dukungan dari Ahok setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara, dukungan non-Muslim terhadap Ahok sebelum tersangka yaitu 80,00 persen dari total sampel responden non-Muslim 9,10 persen. Setelah ada penetapan tersangka, sebanyak 33,10 persen responden non-Muslim mencabut dukungannya dari Ahok-Djarot sehingga dukungan dari non-Muslim tersisa 46,90 persen.
Survei LSI tersebut dilakukan dari 31 Oktober sampai 5 November yang artinya sebelum ada penetapan Ahok sebagai tersangka. Namun, salah satu pertanyaan yang diberikan kepada responden, yakni:
'Jika Ahok tersangka, seandainya pemilihan langsung gubernur dan wakil gubernur Provinsi DKI Jakarta dilaksanakan pada hari ini, siapa pasangan gubernur dan wakil gubernur provinsi DKI Jakarta yang akan ibu/bapak pilih?'.
Survei dilakukan secara tatap muka langsung terhadap 440 responden. Responden dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini plus minus 4,8 persen. Survei dibiayai dengan dana sendiri dan dilengkapi dengan kualitatif riset.(TS)
Tag :
Pilgub DKI