Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali menilai, PKB dan PPP bisa mendapat msalah jika cendeung mendukung pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Sebab, warga Nahdliyin akan banyak yang menolak partai berlambang bola dunia tersebut mendukung pasangan pejawat.
Selain PKB, PPP juga menurutnya bisa mendapat masalah jika mendukung pasangan yang sama. Sebab, banyak pengikut partai berlambang Ka'bah tersebut yang tidak setuju Ahok-Djarot kembali memimpin Jakarta.
"PKB itu kalau dia cenderung ke Ahok, berarti akan ada masalah dengan kaum Nahdliyin. PPP juga seperti itu, akan ada masalah dengan pengikutnya atau pendukungnya," kata Fachry saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/2).
Fachri juga mengaku tak percaya jika kedua partai tersebut bisa dikurangi jatah menterinya jika tidak mendukung Ahok. Mengingat sang pejawat didukung partai pemerintah dalam kontestasi Pilgub DKI. Sebab, meskipun Ahok didukung partai pemerintah, tetapi bukan dia yang memerintah.
"Saya tidak percaya kalau (PKB dan PPP) tidak mendukung Ahok akan punya konsekuensi. Karena kan bukan Ahok yang memerintah," ucap Fachry.
Seperti diketahui, baik PKB maupun PPP hingga saat ini belum menentukan akan mendukung pasangan Ahok-Djarot atau pasangan Anies-Sandi di putaran dua Pilgub DKI Jakarta. Itu tak lain setelah pasangan calon yang diusungnya, yakni pasangan Agus-Sylvi tidak berhasil melaju ke putaran kedua.(republika)
Selain PKB, PPP juga menurutnya bisa mendapat masalah jika mendukung pasangan yang sama. Sebab, banyak pengikut partai berlambang Ka'bah tersebut yang tidak setuju Ahok-Djarot kembali memimpin Jakarta.
"PKB itu kalau dia cenderung ke Ahok, berarti akan ada masalah dengan kaum Nahdliyin. PPP juga seperti itu, akan ada masalah dengan pengikutnya atau pendukungnya," kata Fachry saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/2).
Fachri juga mengaku tak percaya jika kedua partai tersebut bisa dikurangi jatah menterinya jika tidak mendukung Ahok. Mengingat sang pejawat didukung partai pemerintah dalam kontestasi Pilgub DKI. Sebab, meskipun Ahok didukung partai pemerintah, tetapi bukan dia yang memerintah.
"Saya tidak percaya kalau (PKB dan PPP) tidak mendukung Ahok akan punya konsekuensi. Karena kan bukan Ahok yang memerintah," ucap Fachry.
Seperti diketahui, baik PKB maupun PPP hingga saat ini belum menentukan akan mendukung pasangan Ahok-Djarot atau pasangan Anies-Sandi di putaran dua Pilgub DKI Jakarta. Itu tak lain setelah pasangan calon yang diusungnya, yakni pasangan Agus-Sylvi tidak berhasil melaju ke putaran kedua.(republika)
Tag :
Pilgub DKI