Abadijaya News : Wakil
presiden terpilih, Jusuf Kalla, memastikan tidak akan memasukkan kader
Partai Golkar ke dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Meskipun, Kalla
merupakan mantan ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.
Disampaikan JK--sapaan Jusuf Kalla-- di dalam kabinetnya dipastikan
hanya diisi oleh orang-orang yang mengusung Jokowi-JK pada saat
pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
"Ya pasti tidaklah, tidak ada dari Golkar. Kan hanya dari partai
koalisi saja," kata JK di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Taman
Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam 16 September 2014.
JK menuturkan, kemudian menteri-menteri dari parpol pun akan
dipilih dan keahliannya disesuaikan dengan posisi menteri yang akan
dijabat oleh kader partai politik pendukung itu.
"Ya nantilah. Sesuai keahliannya, ada lah nanti, rahasia perusahaan," tutur Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.
Sementara itu, JK menambahkan, keputusan final menteri yang masuk
dalam kabinet Jokowi-JK itu akan diumumkan secara resmi setelah
pelantikan presiden terpilih, Joko Widodo dan wakil presiden terpilih,
Jusuf Kalla pada 20 Oktober mendatang.
"Mungkin dua atau tiga hari setelah pelantikan sudah kami
diumumkan. Sekarang kan inventarisasi dulu," terang politisi asal
Makassar itu.
ARB larang kader Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, memastikan tidak akan ada
kader partai Golkar yang akan masuk ke dalam kabinet pemerintahan
Jokowi-JK. Menurutnya, apabila ada pun tidak mewakili Partai Golkar tapi
mewakili perseorangan.
"Golkar tidak akan masuk kabinet Jokowi-JK, kalau ada juga bukan mewakili Golkar," kata ARB.
Seperti diketahui, ada segelintir kader Golkar yang memilih untuk
mendukung Jokowi-JK pada saat pemilihan presiden 2014. Sedangkan partai
berlambang pohon beringin itu sendiri tergabung dalam Koalisi Merah
Putih (KMP) yang mendukung Prabowo-Hatta.
Kemudian ARB menambahkan, terkait dengan keputusan Jokowi-JK
memasukkan 16 orang dari partai politik, Golkar tidak
mempermasalahkannya. Karena menurut dia, politisi yang berlatar belakang
partai tertentu pun memiliki kemampuan sesuai bidangnya masing-masing.
"Saya yakin di partai itu juga ada profesional. Kan beliau (Jokowi)
bilang harus profesional. Itu artinya, bisa dari wartawan, akademisi
partai politik. Jadi jangan salah menilai," ucap ARB.(viva)
Tag :
politik