Bahkan dia membantu mengenalkan Teddy kepada mantan asisten tenaga ahli konsep perencanaan aksi Kementerian PDT, dan melobi Sekretaris Menteri PDT, Muhammad Nurdin. Muamir mengakui hal itu saat bersaksi dalam sidang Teddy, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi,Jakarta, Senin (15/9).
Dia mengaku awalnya kerap bertandang ke kantor Kementerian PDT buat bertemu Nurdin membahas soal golf dan bermain. Dia mengaku, perkenalan dengan Teddy diawali dari percakapannya dengan Kepala BPBD Kabupaten Biak Numfor, Yunus Saflembolo. Saat itu, dia bertemu dengan Yunus di depan elevator Kementerian PDT. "Pak Yunus sampaikan dia teman kuliahnya pak Ses (Nurdin). Dari situ dia sampaikan soal Teddy," kata Muamir.
Muamir lantas bertemu di pusat perbelanjaan Plaza Senayan dan Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Tetapi anehnya, dia langsung berbincang dan meminta bantuan mengurus proyek di Kementerian PDT.
"Awalnya tidak ada hubungan dengan PDT. Lalu beliau (Teddy) menyampaikan usulan urusan yang ada di PDT. Pak Teddy katanya pernah punya urusan di PDT dan enggak jalan. Katanya, 'Kalau mau bantu, bantulah kita. Karena kita punya pekerjaan enggak jalan.' Saya katakan saya enggak pernah mengurus proyek dan urusan ke situ, dan enggak paham urusan itu. Tapi beliau bilang sudah terlalu lelah mengurus urusan di situ," lanjut Muamir.
Menurut Muamir, saat itu Teddy mengeluh kepadanya dan memintanya membantu buat mengurus proyek di Kementerian PDT. Lantas, dia mengaku mengenalkan Teddy dengan anak buahnya, Aditya R. Akbar Siregar, buat membantu mengurus proyek. "Saya katakan, 'Tak bantu, tak usahakan carikan jalan keluarnya bagaimana.' Saya kenalkan dengan mas Aditya. Mas Adit yang agak paham urusan-urusan begitu di lapangan," ujar Muamir.
Setelah itu, Muamir mengatakan mulai bergerilya melobi pejabat-pejabat di Kementerian PDT. Dia lantas melobi Nurdin supaya Teddy bisa mengurus proyek lampu jalan.
Tetapi dia mengaku hasilnya nihil."Ya setelah itu diusulkan lampu jalan. Talut Biak tidak ada. Lampu jalan. Siapa tahu bisa melakukan kerja itu. Saya sampaikan ke Pak Ses bisa bantu enggak. Beliau sampaikan enggak bisa. Karena itu prosedural, usulan dari bawah. Saya sampaikan, 'Ke Pak deputi bisa enggak?' Katanya, 'ya terserah. Coba saja," sambung Muamir. (merdeka)
Tag :
politik