Ini digambarkan Nana Sudiana Tim Qurban PKPU Untuk Afrika melalui surat elektronik kepada Tribunnews, Senin (6/10/2014) malam. Ini terjadi di Masjid Madina Center usai pembagian daging kurban.
"Saking miskinnya, mereka sempat saling berebut usus dan jeroan lainnya. Lalu mereka membersihkan dan bawa ke rumah masing-masing," katanya.
Nana menyebutkan hadirnya tim sebar kurban PKPU yang membawa kurban sumbangan masyarakat Indonesia menjadi berkah, apalagi saat ini mereka mengalami kesulitan hidup.
"Hewan kurban yang disembelih di Kibera, Nairobi,Kenya Afrika merupakan kurban dari masyarakat Indonesia yang memang dialokasikan untuk Negara luar yang mengalami krisis pangan," katanya.
Kurban dilakukan kerjasama PKPU dengan KBRI Nairobi dengan bantuan relawan pelaksana Madina Center Nairobi.
Kota Kibera merupakan permukiman kumuh terbesar di Afrika, dengan jumlah penduduk sekitar satu juta jiwa, tetapi diyakini sebenarnya jumlahnya lebih besar lagi. Sebagian besar penduduk menempati tanah secara illegal.
Luas rumah rata-rata 16 meter persegi dan dihuni sampai 8 orang. Tingkat pengangguran juga cukup tinggi mencapai 50 persen. Kibera sering dijadikan model dampak lingkungan dari permukiman liar.
Penduduk menggunakan ‘toilet terbang’, yaitu tinja manusia yang ditampung dalam plastik dan dibuang ke jalan. Sebagian besar penduduk di sini adalah penyewa rumah,jadi tidak ada yg mempunyai rumah hanya menyewa.
Sebagian besar dari populasi adalah Muslim Afrika, yang di satu rumah ada delapan orang dan yang paling mengenaskan,hampir semua orang tidur di lantai.
Hanya 20% dari orang-orang di Kibera mendapatkan pasokan listrik dan air bersih secara teratur. Air bendungan yang digunakan orang adalah penyebab kolera dan tipus, diperburuk oleh kondisi limbah yang buruk.
Ada ancaman luas AIDS dan ketiadaan total fasilitas medis pemerintah. Dan yang paling memperburuk kehidupan umum Kibera adalah ketersediaan minuman beralkohol murah yang disebut ‘Changaa’(tribun)
Tag :
Peristiwa