Mulai dari sorotan kesuksesan usahanya, gaya dan prilakunya, sampai kehidupan pribadinya. Sempat ramai diperdebatkan tentang gaya hidupnya sebagai perokok berat dan memiliki tato di tubuhnya. Malahan, sejumlah wartawan sempat memergoki Susi sedang merokok dan membuka sepatunya di Istana Negara, beberapa waktu lalu.
Susi dulu yang bekerja pedagang ikan keliling, berbeda dengan Susi sekarang yang memimpin salah satu Kementerian di Indonesia. Sejalan dengan ini, Susi pun mulai mengutarakan keinginan mengubah sedikit demi sedikit kebiasaan buruknya yang dulu tak dibatasi oleh siapapun.
Ia terlihat mulai menyadari bahwa sekarang dia adalah seorang figur publik. Tentunya, setiap gerak-geriknya bisa menjadi sorotan publik yang nantinya bisa tersebar luas di masyarakat umum.
“Saya ingin berhenti merokok, sedang berusaha, tapi tidak akan bisa langsung sekaligus,” kata Susi di hadapan ratusan warga Pangandaran saat acara temu warga dan nelayan Pangandaran, Sabtu (1/11/2014) kemarin.
Dengan gaya bicara ceplas-ceplosnya, memakai bahasa Sunda dan sesekali berbahasa Jawa, Susi mengungkapkan bagaimana caranya nanti untuk bisa berhenti merokok. “Ayeuna kan sugan opat jam sakali teu ngaroko. (sekarang sudah bisa paling tidak empat jam satu kali merokok, red),” ujar Susi, menerangkan bagaimana upaya merealisasikan keinginannya untuk berhenti dari kebiasaannya tersebut.
Susi kini tampaknya mulai menyadari bahwa dirinya akan menjadi contoh gaya hidup bagi masyarakat, paling tidak bawahannya di Kementerian yang dipimpinnya saat ini.(trbn)
Tag :
Lifestyle