Lebih lanjut, ipar Ani Yudhoyono itu menambahkan, sebaiknya pemerintahan Presiden Jokowi menyiapkan tim ekonomi yang handal. Kalau perlu, tim ekonomi tersebut bekerja 24 jam untuk mengatasi krisis melemahnya nilai tukar rupiah.
"Enggak usah perlu terlalu banyak kebijakan yang nyeleneh-nyelenehlah, kebijakan untuk pencitraan dan lain sebagainya. Sudah toh, semua itu (kebijakan untuk pencitraan) semuanya," kata Agus kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/12).
Agus yang juga Wakil Ketua DPR itu meminta pemerintahan Presiden Jokowi untuk tidak menyalahkan kebijakan-kebijakan yang sebelumnya diambil oleh SBY ketika masih menjabat sebagai presiden. Alangkah lebih elok, kata dia, pemerintahan Presiden Jokowi mulai fokus mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih berdampak baik terhadap bangsa dan negara.
"Disetop yang namanya kebijakan yang kurang tepat itu ditinggalkan saja. Kebijakan Pak SBY yang bagus diteruskan, kalau ada kurang bagus ditingkatkan lah silakan.
Tapi kebijakan yang bagus jangan ditinggalkan," terangnya.
Menurut Agus, kebijakan-kebijakan SBY yang bagus seperti halnya program BSM, BLT, dan BPJS dianggapnya merupakan program yang layak untuk diteruskan dalam pemerintahan sekarang ini.
"Kalau mau sama rasanya juga enggak jelek, wong itu juga bagus sekali daripada sama cuma labelingnya saja. Tahu yang diberikan kartu Indonesia pintar adalah BSM, programnya BSM duit-duitnya BSM, ditambahin kartu Indonesia pintar, ini kan pencitraan yang engga enak lah," beber Agus.
"Saya pikir hal-hal seperti ini perlu ditinggalkan, terutama tim ekonomi harus betul-betul berpikir supaya rupiah itu betul betul bisa rebound bisa baik, karena mau ngomong apapun berarti tim ekonominya tidak kuat, sangat lemah," tandasnya.Agus Hermanto (mdk)
Tag :
politik