Inilah Menu Makanan Kesukaan Para Diktator Dunia

Abadijaya News: Koki asal Inggris Dione Lucas masih terkenang saat dia menjadi koki di hotel Hamburg di era 1930-an. Kisahnya tertuang dalam Gourmet Cooking School Cookbook, terbit 1964 lampau. Sebuah catatan kecil dia tulis di bawah sebuah resep.

“Saya tidak ingin merusak selera Anda terhadap Stuffed Squab (hidangan burung dara muda). Namun barangkali Anda tertarik mengetahui makanan tersebut sangat disukai Tuan Hitler, yang sering makan di hotel.”

Sulit untuk tidak terpesona oleh pilihan makanan para monster politik. Diktator-diktator politik di penjuru dunia, sering ditafsir sebagai individu yang tidak manusiawi. Namun, dengan mengetahui sajian kesukaan mereka barangkali kita bisa belajar atau mencocokkan minat dan ketidaksukaan, serta mencocokkannya dengan pengalaman kita sendiri.

Dictators’ Dinners adalah karya Victoria Clark dan Melissa Scott. Seperti dikutip dari laman Independent, buku itu menggali hidangan-hidangan favorit dan makanan ringan para otokrat, disebut juga diktator, pada abad ke-20. Separuh sejarah dan separuh buku masak. Itulah yang dikupas Dictator's Dinners.

Kesankan teman-teman Anda akan terkesan ketika disajikan semangkuk hidangan sup penyu, menu kesukaan Fidel Castro.

Mussolini gemar menyantap pasta. Kentang tumbuk membuat diktator Italia tersebut sakit kepala. Namun, bawang putih mentah dicincang kasar dengan minyak dan perasan lemon sangat dicintainya.

Buku ini rupanya juga membongkar rahasia penting negara. Koki favorit Stalin, Spiridon Putin, rupanya adalah kakek dari Vladimir Putin, Presiden Rusia saat ini.

Man of Steel, julukan sang teknokrat Italia, menikmati enam jam perjamuan dengan anggur Khvanchkara. Minuman itu tak jarang membuat para tamu terhormat muntah dan mengompol. Hidangan favorit Mussolini, ayam dengan kenari dan rempah-rempah, acap meninggalkan kekacauan di meja makan.

Makanan favorit Hitler adalah Poussins petits à la Hambourg. Menu tersebut tak lain adalah merpati bayi, diisi dengan lidah dan hati sapi, serta dan kacang pistachio. Di samping gelarnya sebagai pelaku genosida tersohor di dunia, Hitler merupakan vegetarian.

Diktator Jerman itu menjauhi daging karena penyakit kembung kronis yang dideritanya. Lantaran penyakit itu pula, dokter menyuntiknya dengan tanaman nighshade mematikan, pil antigas Dr Koester (racun tikus), dan sari tinja petani Bulgaria. 

Kolonel Gaddafi bermasalah dengan angin tak terkendali, akibat susu unta yang diminumnya. Kondisi itu kadang dipakai sebagai senjata, untuk menekankan poin penting saat wawancara. Sebagai sahabat Silvio Berlusconi, Gaddafi menyukai kue-kue dan hidangan pasta Italia.

Namun, pilihan utamanya jatuh pada hidangan nasional Libia, daging unta dan couscous yang kadang disajikan dengan plum.

Saddam Hussein, penguasa Timur Tengah lalim lainnya muncul sebagai sosok cerewet. Terobsesi akan kebersihan dan porsi makanan. Setiap hari daging sapi dan domba dihantar ke 20 istananya.

Aktivitas itu dilakukan tiga kali dalam sehari, mengantisipasi kalau-kalau sang presiden muncul. Semua makanan harus berasal dari pertanian segar, mengandung sedikit lemak, serta hidangan udang dan lobster yang segar.

Buah zaitun santapannya bersumber di Puncak Golan. Diktator Irak itu pun tak kuasa menolak sajian Barat Mateus Rosé, wiski Old Parr, dan permen Quality Street. Saat tertangkap 2003 silam, mereka menemukan telur, madu, kacang pistachio di lemari es dengan setengah salad tomat yang habis disantap, dan sekotak cokelat batang Bounty hampir kosong.(cnn)


pageads
Tag : Lifestyle