Kalau faktanya seperti itu, bisa saja terjadi kebentuan politik di Parlemen," kata Alfan kepada CNN Indonesia, Senin (8/12). Dari lima komisi, hanya Komisi E yang diketuai oleh anggota DPRD yang berasal dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Ketua Komisi E adalah Pantas Nainggolan anggota fraksi PDIP. Sementara Komisi A diketuai oleh Riano P Ahmad dari PPP, Ketua Komisi B Ahmad Zairofi dari PKS, Ketua Komisi C Santoso dari Demokrat dan Ketua Komisi D Muhammad Sanusi dari Gerindra.
Dengan adanya realitas ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menurut Alfan akan kesulitan. Ahok menurt Alfan harus meningkatkan kualitas komunikasi politiknya.
Gaya komunikasi politik yang konfrontatif harus mulai ditinggalkan Ahok. "Menghadapi parlemen itu terletak pada kecanggihan berkomunikasi politik karena posisi politik Pak Ahok ditopang KIH," kata Alfan. Ahok menurutnya harus menggunakan gaya komunikasi politik yang persuasif.
Ahok harus membiasakan diri berdiplomasi secara politik. Memimpin Jakarta menurutnya bukan hanya berususan dengan birokrasi dan rakyat, tapi juga wakil rakyat (DPRD). Dominannya KMP di DPRD menurut Alfan akan jadi ujian kepemimpinan Ahok di Jakarta.
Jika memang Ahok tidak bisa merubah gaya komunikasi politiknya, Alfan menyarankan peran persuasif diambil oleh Djarot Syaiful Hidayat selaku Wakil Gubernur terpilih. "Tugas Pak Djarot melakukan komunikasi politik dengan semua pihak, termasuk DPRD," kata Alfan.
Dengan pengalamannya dalam kancah politik lokal di Blitar, Jawa Timur, Alfan yakin Djarot bisa menutupi kekurangan Ahok. Alfan optimistis Djarot bisa mengambil peran penyeimbang untuk Ahok dalam berkomunikasi dengan parlemen(cnn)
Tag :
Daerah