Partai Golkar Setuju Politikus PDIP Di Laporkan Polisi


Abadijaya News: Politikus PDIP Saleh Ismail Mukadar (SIM) dinilai wajar dilaporkan ke Polda Jawa Timur (Jatim). Sebab, Saleh telah mencemarkan nama baik Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) dan Partai Golkar.

Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Lalu Mara Setriawangsa, kepada INILAHCOM, Jakarta, Sabtu (13/12/2014).

Menurutnya, politikus PDIP itu telah melakukan penghinaan terhadap kepala negara dan Partai Golkar. Untuk itu, Saleh bisa dikenakan pasal pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.

"Pernyataan dia sudah berlebihan. Dan wajar bila dia diadukan atas pencemaran nama baik dan perbuatan yang tidak menyenangkan dengan menggunakan UU Informasi dab Transaksi Elektronik (ITE)," kata Lalu.

Lalu mengatakan, politikus partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu telah melakukan penghinaan terhadap simbol negara, yakni wapres.

"Pak JK adalah seorang Wakil Presiden. Dan kita harus menghormati beliau sebagai pemimpin," jelasnya.

Selain itu, kata Lalu, Partai Golkar juga akan membawa tindakan tersebut ke proses hukum.

"Saya akan sampaikan dan teruskan ke DPD Golkar Jawa Timur untuk mempelajarinya dan langkah-langkahnya," tegasnya.

Sebelumnya, Saleh dilaporkan ke Polda Jawa Timur atas tuduhan penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Wakil Presiden Yusuf Kalla dan Partai Golkar.

Hal itu tertulis dalam sebuah akun media sosial Facebook atas nama Saleh Ismail Mukadar. Dalam akun tersebut Saleh mempublish sebuah berita media online tentang pernyataan Jusuf kalla yang setuju dengan pembekuan PSSI. Dalam statusnya itu, Saleh menulis "Suara beliau adalah suara Golkar, Artinya Suara Golkar adalah Suara setan" tulisnya.

Pantauan INILAHCOM hingga pukul 12.28 WIB, status yang diunggah pada Jumat subuh (12/12/2014) pukul 4.21 WIB tersebut mendapat 33 komentar. Ada yang mendukung pernyataan Saleh, ada pula yang tidak mendukung.

Saleh pun sempat beradu argumen dengan salah satu pengguna akun facebook milik Ronny Kusuma Wijaya. Dia menuliskan "Mbah satu ini memang gak sadar posisinya, biarkan menpora selesaikan auditnya. Kok banding2kan tahun 1950an segala...keliatan kalo gak ngerti sepakbola blas" tulis dia.


pageads
Tag : politik

Related Post: