Cara yang disarankan Peggy kepada para wanita di Sukabumi adalah dengan menyisihkan sebagian harta yang dimiliki untuk disumbangkan ke Palestina.
"Jihad yang dimaksud bukan harus datang ke tanah Palestina atau mengangkat senjata dan ikut berperang, tetapi cukup membantu sesama dengan menyisihkan harta untuk warga Palestina yang tengah tertindas," kata Peggy di Gedung Pendopo Sukabumi, Minggu (15/2).
Peggy menilai, aksi jihad demikian akan mengurangi penderitaan warga Palestina dan meringankan beban hidup mereka. Bantuan berupa obat-obatan, makanan dan pakaian, lanjut Peggy, sangat dibutuhkan warga di negeri para nabi tersebut.
Gerakan Akhwat Bergerak yang digagasnya bersama kelompok Aksi Cepat Tanggap (ACT), dianggap sudah mampu membantu warga Palestina. Saat ini gerakan tersebut sudah berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Gerakan ini juga diklaim sudah mendapat dukungan dari belasan negara.
Gerakan sosial tersebut, mayoritas melibatkan kaum wanita dengan melakukan penjualan dan lelang baju muslim yang keuntungan atau hasilnya disumbangkan bagi warga Palestina. "Bahkan, kami juga sudah bergabung dengan relawan di Palestina untuk membantu pengobatan, melahirkan dan pendidikan dari hasil sumbangan kaum wanita dan dermawan lainnya," tambahnya.
Jihad lain yang bisa dilakukan kaum wanita, lanjut Peggy, adalah dengan berhijab. Keputusan berhijab harus datang dari hati, sebab jihad paling utama yang harus dilakukan oleh wanita selain berbakti kepada suami dan melahirkan juga harus menutup aurat.
"Jihad yang paling sulit padahal mudah dilakukan adalah menahan hawa nafsu, karena Nabi Muhammad SAW mengatakan Perang Badar adalah perang yang kecil tetapi perang besar adalah perang melawan hawa nafsu," tutup Peggy.(mdk)
Tag :
palestina