Inilah Wasiat Haryanto Taslam Untuk Prabowo


Abadijaya News: Wafatnya politikus kawakan yang juga aktivis pro-demokrasi, Haryanto Taslam, pada Sabtu malam (14/3), meninggalkan suatu ingatan tersendiri bagi Faisol Riza. Selain duka yang mendalam, rekan dekat Haryanto Taslam itu membawa suatu pesan penting dari mendiang.

Di tengah suasana duka tadi malam, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa ini mengungkapkan pesan terakhir yang sempat disampaikan Haryanto Taslam sekitar sebulan lalu.

Kepada CNN Indonesia, Faisol menceritakan ketika itu adiknya yang satu partai dengan Taslam di Gerindra memberitahu bahwa Taslam mengajak bertemu. “Adik saya bilang saya dicari-cari oleh Mas Taslam, diminta untuk ketemuan,” ujar Faisol.

Faisol, yang diculik oleh sekelompok anggota Kopassus pada Maret 1998 —dikenal dengan Tim Mawar— akhirnya bertemu dengan Taslam yang didampingi oleh putra sulungnya yaitu Barep Taslam di Plasa Senayan.

Taslam, yang juga menjadi salah satu dari sekian aktivis yang diculik selama periode 1997/1998 oleh Tim Mawar, saat bertemu kondisinya sudah tampak sangat tidak sehat. “Sudah cuci darah tiga kali seminggu. Waktu itu rencananya kami mau ketemuan di lantai atas tapi Mas Taslam bilang dia sudah tidak kuat lagi kalau harus ke atas dan minta bertemunya di lantai bawah saja,” tutur Faisol.

Saat pertemuan itu lah Taslam menyampaikan semacam wasiat menyangkut nasib para keluarga korban penculikan di masa rezim Orde Baru tersebut. “Aku ini masih punya beban terhadap para keluarga korban penculikan, terutama pada keluarga Herman Hendrawan. Aku minta Prabowo (Subianto) membantu keluarga-keluarga korban penculikan,” tutur Faisol menirukan perkataan Taslam.

Faisol menuturkan, Taslam mengaku kalau Prabowo mau membantu maka bebannya menjadi berkurang. Taslam juga mengatakan ia ingin sekali bertemu Prabowo namun kondisi kesehatannya tak mendukung.

Faisol tak mengetahui apakah Taslam sudah sempat menyampaikan ke Prabowo atau belum. “Paling tidak beban moral dan psikologis ku tidak terlalu berat yang aku rasakan, salah satunya kepada keluarga Herman di Bangka,” lanjut Faisol kembali menirukan ucapan Taslam. "

Faisol menyatakan, sejauh ini tidak ada pelaku lain selain Tim Mawar yang melakukan perbuatan tersebut. “Yang saat itu di bawah kendali Pak Prabowo,” ucap staf khusus Menpora ini.

Sebagai sesama korban penculikan, Faisol turut merasakan bahwa pesan tersebut juga ditujukan untuk dirinya agar ikut terus membantu para keluarga korban penculikan. “Saya menangkap pesan itu juga berlaku bagi saya untuk membantu. Saya akan bantu,” kata Faisol.

Pria kelahiran Probolinggo 1 Januari 1973 yang dulu menjadi pimpinan Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini menyebutkan kondisi ekonomi para keluarga korban penculikan umumnya kekurangan. “Kami sebagai sesama korban selama ini juga tetap komunikasi dan bertemu, bahkan kami sudah seperti keluarga sendiri,” tutur Faisol.


pageads
Tag : Peristiwa