“Depresiasi rupiah yang terjadi belakangan ini menjadikan investasi di Indonesia sangat menarik dan kompetitif sebagai basis produksi,” ujar Presiden sebelum melakukan lawatan luar negerinya di Bandara Halim Perdanakusumah, Minggu (22/3/2015).
Presiden Jokowi juga mengharapkan tindak lanjut kerjasama yang lebih kongkret dengan Jepang dan Tiongkok dalam kunjungan kenegaraannya selama dua hari di Jepang dan Tiongkok. “Kunjungan resmi kenegaraan ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti pembicaraan pada November lalu dengan Presiden Tiongkok Xi Jin Ping dan Perdana Menteri Shinzo Abe,” ujar Presiden Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa kunjungannya terkait erat dengan agenda pembangunan Indonesia dalam mempercepat infrastruktur, menufaktur serta meningkatkan investasi. Hingga saat ini, Jepang dianggap sebagai investor terbesar kedua di Indonesia, sedangkan Tiongkok juga memiliki potensi besar untuk menanamkan investasinya ke Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menambahkan belakangan ini sudah banyak industri manufaktur dari Jepang yang beroperasi di Indonesia. Ke depannya, industri manufaktur diharapkan bertambah sesuai dengan tren yang ada. “Kita menghargai tidak hanya modal yang mereka bawa tapi juga teknologi, sistem dan jaringan yang. mereka punya untuk dapat diterapkan di Indonesia,” kata Presiden.
Dalam lawatan ke luar negeri kali ini, Presiden didampingi oleh Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Panglima TNI Moeldoko, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Sekertaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.
Di Jepang, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Pertahanan(solopos)
Tag :
Kabinet