Beberapa akademisi dari Universitas Udayana (Unud), Bali, datang ke kediaman I Wayan Sumardana (31) alias Sutawan/Tawan, pembuat tangan robot sehingga dijuluki "Iron Man dari Bali".
Salah satunya adalah Dr. I Dewa Gede Ary Subagya, dosen Jurusan Teknik Mesin Unud. Ia pun mencoba tangan robot di bengkel las Tawan di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.
”Saya tadi sempat mencoba. Memang ada power pada alat itu, cuma saya belum bisa mengerakkan alat itu,” jelas Gede Ary saat ditemui di kediaman Sutawan, Jumat (22/1/2016).
Ia mengatakan, di alat tersebut ada alat perekam atau penyimpan data. Juga ada beberapa jenis sensor elektronika.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Gede Ary belum bisa memastikan apakah tangan robot rancangan I Wayan Sumardana memang bekerja sesuai klaim yang disampaikan Tawan sebelumnya.
"Berdasarkan pengamatan saya, lengan robot yang dibuat oleh Sutawan tersebut, jika dilihat dari prinsip kerja robot, hal tersebut masuk akal," ujar I Wayan Widiada, ST, MSc, PhD yang juga dosen Jurusan Teknik Mesin Unud seperti dilaporkan Tribun Bali.
Menurut dia, meskipun desain lengan robot tersebut sangat sederhana karena menggunakan barang-barang bekas, secara struktur sudah memenuhi prinsip kerja robot.
Berdasarkan pengamatannya, ban kepala yang dipakai Tawan mungkin menggunakan komponen EEG yang fungsinya untuk mendeteksi sinyal elektris di otak. Lalu sinyal kemudian diubah menjadi bentuk gelombang yang akan dikirim ke micro controller.
"Ada kok micro controller-nya meski agak tertutup, tapi saya sempat lihat," katanya.
Dari micro controller ini akan dikirim sinyal menuju motor. Kemudian, output yang dihasilkan berupa respon yakni gerakan atau torsi. Ada dua motor penggerak di bagian persendian lengan robot itu.
"Yang perlu diketahui bagaimana sistem programnya, apa yang menjadi setting command-nya," ujarnya.
Ia akan kembali mengunjungi Tawan untuk mempelajari lebih lanjut cara kerja lengan robot tersebut.
Menurutnya, prinsip kerja lengan robot milik Tawan adalah kreasi yang masuk akal, tetapi harus ada pengujian lebih mendalam. Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis sistem kerja dan hal lainnya.
"Perlu pengujian di kampus untuk melihat seberapa tingkat error yang dihasilkan alat ini," kata dia.(kompas)
Salah satunya adalah Dr. I Dewa Gede Ary Subagya, dosen Jurusan Teknik Mesin Unud. Ia pun mencoba tangan robot di bengkel las Tawan di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.
”Saya tadi sempat mencoba. Memang ada power pada alat itu, cuma saya belum bisa mengerakkan alat itu,” jelas Gede Ary saat ditemui di kediaman Sutawan, Jumat (22/1/2016).
Ia mengatakan, di alat tersebut ada alat perekam atau penyimpan data. Juga ada beberapa jenis sensor elektronika.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, Gede Ary belum bisa memastikan apakah tangan robot rancangan I Wayan Sumardana memang bekerja sesuai klaim yang disampaikan Tawan sebelumnya.
"Berdasarkan pengamatan saya, lengan robot yang dibuat oleh Sutawan tersebut, jika dilihat dari prinsip kerja robot, hal tersebut masuk akal," ujar I Wayan Widiada, ST, MSc, PhD yang juga dosen Jurusan Teknik Mesin Unud seperti dilaporkan Tribun Bali.
Menurut dia, meskipun desain lengan robot tersebut sangat sederhana karena menggunakan barang-barang bekas, secara struktur sudah memenuhi prinsip kerja robot.
Berdasarkan pengamatannya, ban kepala yang dipakai Tawan mungkin menggunakan komponen EEG yang fungsinya untuk mendeteksi sinyal elektris di otak. Lalu sinyal kemudian diubah menjadi bentuk gelombang yang akan dikirim ke micro controller.
"Ada kok micro controller-nya meski agak tertutup, tapi saya sempat lihat," katanya.
Dari micro controller ini akan dikirim sinyal menuju motor. Kemudian, output yang dihasilkan berupa respon yakni gerakan atau torsi. Ada dua motor penggerak di bagian persendian lengan robot itu.
"Yang perlu diketahui bagaimana sistem programnya, apa yang menjadi setting command-nya," ujarnya.
Ia akan kembali mengunjungi Tawan untuk mempelajari lebih lanjut cara kerja lengan robot tersebut.
Menurutnya, prinsip kerja lengan robot milik Tawan adalah kreasi yang masuk akal, tetapi harus ada pengujian lebih mendalam. Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis sistem kerja dan hal lainnya.
"Perlu pengujian di kampus untuk melihat seberapa tingkat error yang dihasilkan alat ini," kata dia.(kompas)
Tag :
Tekno