Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan sejumlah perusahaan kembali memutus hubungan kerja (PHK) ratusan buruh pabrik farmasi multinasional pada Februari 2016.
"Perusahaan seperti PT Novartis mem-PHK 100 orang dari total 300 orang di Kuningan, Jakarta Selatan; PT Sandoz 200 orang dari 300 orang di Pasar Rebo, Jakarta Timur; PT Sanopi Aventis lima orang kemungkinan menjadi 100 orang dari 300 orang di Jalan A.Yani, Jakarta Timur," kata Presiden KSPI Said Iqbal seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (08/02).
Said mengatakan beberapa perusahaan lainnya yang akan merumahkan ratusan buruh, yakni PT Merck, PT Glaxo, PT Johnson and Johnson yang kini membuat para pekerjanya gelisah.
Pemutusan hubungan kerja ini karena perusahaan ingin mengurangi kapasitas produksi. "PHK ini bukan main-main dan mengada-ada. Perusahaan farmasi yang sudah mem-PHK buruhnya berasal dari perusahaan multinasional dari Prancis dan Swiss serta sudah puluhan tahun ada di Indonesia," ujar Said.
Terkait dengan gelombang PHK terhadap buruh di perusahaan-perusahaan multinasional ini, Said mendesak pemerintah untuk segera melakukan upaya untuk menghentikannya.
Iqbal mengatakan saat ini ada ratusan buruh yang sudah ter-PHK dan sedang berunding pesangon. Ratusan buruh tersebut
adalah anggota federasi serikat pekerja farmasi Farkes Reformasi yang juga berafiliasi dengan KSPI.(antara/SI)
"Perusahaan seperti PT Novartis mem-PHK 100 orang dari total 300 orang di Kuningan, Jakarta Selatan; PT Sandoz 200 orang dari 300 orang di Pasar Rebo, Jakarta Timur; PT Sanopi Aventis lima orang kemungkinan menjadi 100 orang dari 300 orang di Jalan A.Yani, Jakarta Timur," kata Presiden KSPI Said Iqbal seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (08/02).
Said mengatakan beberapa perusahaan lainnya yang akan merumahkan ratusan buruh, yakni PT Merck, PT Glaxo, PT Johnson and Johnson yang kini membuat para pekerjanya gelisah.
Pemutusan hubungan kerja ini karena perusahaan ingin mengurangi kapasitas produksi. "PHK ini bukan main-main dan mengada-ada. Perusahaan farmasi yang sudah mem-PHK buruhnya berasal dari perusahaan multinasional dari Prancis dan Swiss serta sudah puluhan tahun ada di Indonesia," ujar Said.
Terkait dengan gelombang PHK terhadap buruh di perusahaan-perusahaan multinasional ini, Said mendesak pemerintah untuk segera melakukan upaya untuk menghentikannya.
Iqbal mengatakan saat ini ada ratusan buruh yang sudah ter-PHK dan sedang berunding pesangon. Ratusan buruh tersebut
adalah anggota federasi serikat pekerja farmasi Farkes Reformasi yang juga berafiliasi dengan KSPI.(antara/SI)
Tag :
nasional