Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufik Ridho mengundurkan diri dari posisinya. Ia menanggalkan posisi bergengsi di partai itu. Alasannya karena dirinya tidak optimal menjalankan tugasnya. Apa cerita di balik mundurnya Taufik Ridho dari Sekjen PKS?
Nama Taufik Ridho mulai muncul di pentas politik nasional saat dirinya didapuk sebagai Sekjen PKS pengganti Anis Matta pada 2013. Ia menduduki bekas kursi Anis Matta lantaran penghuni lama naik pangkat menjadi Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq pada Februari 2012 silam.
Nama Taufik Ridho bagi kalangan kader PKS Jawa Barat, bukanlah figure asing. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPW PKS Jawa Barat. Selain itu, Taufik Ridho masuk dalam dereta seniman PKS. Ia kerap tampil dalam hajatan partai sebagai penyanyi kelompok Nasid, yang khusus membawakan lagu-lagu bernafas agama.
Melalui surat broadcast yang beredar, Taufik membenarkan tentang kemunduran dirinya dari posisi Sekjen DPP PKS. Menurut dia, surat pengajuan pengunduran diri dilakukan pada Senin (8/2/2016) ke Ketua Majelis Syura (MS) PKS Salim Jufri Assegaf. "Saya telah menulis surat ditujukan kepada Ketua MS yang isinya adalah pengunduran diri saya sebagai Sekjen," demikian bunyi broadcast yang beredar di kalangan internal PKS.
Saat dikonfirmasi tentang kabar itu, Presiden PKS Sohibul Iman saat ditemui di Kantor DPP PKS, Selasa (16/2/2016) membenarkan pengajuan pengunduran diri koleganya tersebut. "Betul ada pengajuan surat pengunduran diri Pak Taufik dari posisi sekjen. Alasannya katanya tidak bisa optimal menjalankan tugas-tugasnya sebagai Sekjen. Itu kira-kira yang tertulis di suratnya," ujar Sohibul Iman kepada INILAHCOM di kantor DPP PKS, Jakarta.
Terkait kesibukan Taufik, Sohibul menceritakan tentang bisnis yang digeluti Taufik. Menurut dia, akibat kesibukan tersebut, beberapa kali Taufik meminta izin untuk tidak hadir dalam acara PKS. "Biasanya beberapa hari, bahkan pernah dua pekan. Ya kita memaklumi kesibukannya," urai Sohibul.
Sohibul menambahkan meski mengajukan surat pengunduran diri sebagai Sekjen PKS, Taufik dalam suratnya menegaskan dirinya akan tetap mengabdi untuk partai. "Di surat tersebut Pak Taufik juga mengatakan tetap akan berkontribusi dalam partai ini dan terus menjadi bagian dalam berkhidmat untuk rakyat," tambah Sohibul.
Dalam kesempatan tersebut Sohibul juga menejelaskan ihwal spekulasi yang beredar di publik tentang posisi Taufik Rodho yang tidak turut serta bersama Presiden PKS dan jajaran DPP PKS saat bertemu Presiden Joko Widodo.
Menurut Sohibul saat pertemuan dengan Jokowi pada 21 Desember 2015, posisi Taufik sedang berada di luar negeri. "Kita bertemu Presiden hari Senin, hari Rabu di pekan yang sama Pak Taufik baru tiba di Tanah Air. Begitu juga saat berjumpa Wapres, Pak Taufik juga berada di luar negeri," urai Sohibul.
Dia juga menepis tentang informasi ketidakhadiran Taufik Ridho dalam acara Rakornas PKS pertengahan Januari 2016 lalu. Sohibul menegaskan Taufik hadir dan memberi keterangan pers dengan baik di publik terkait dengan agenda Rakornas PKS yang digelar di Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Informasi yang dihimpun INILAHCOM, Taufik Ridho memang telah menggeluti aktivitas bisnis jauh-jauh hari sebelum menjabat Sekjen PKS. Salah satu aktivitas ekonomi yang ia lakukan adalah menjadi salah satu Dewan Pengawas Syariah (DPS) di salah satu bank milik negara tetangga.
Sejak menjabat Sekjen PKS pada Februari 2013, ia mengundurkan diri dari posisi tersebut karena untuk menjaga netralitas posisi pejabat politik dengan aktivitas ekonominya tersebut. Namun, manajemen bank swasta tersebut memindahkan posisi Taufik untuk jabatan yang sama yang lokasinya berada di luar negeri hingga saat ini. "Itu mengapa Pak Taufik sering ke luar negeri," tambah sumber di Parlemen.
Informasi yang lain dari sumber di internal PKS, selain alasan teknis kesibukan Taufik, ada masalah psikologis yang menghinggapi Taufik terkait posisi politiknya tersebut. "Ada rasa tidak nyaman dengan lingkungan yang baru," tulis sumber melalui pesan singkat.
Lingkungan yang baru yang dimaksud terkait dengan gerbong politik yang saat ini berkuasa di PKS. Meski saat dikonfirmasi ihwal gerbong baru itu, sejumlah petinggi PKS membantahnya. (inilah)
Nama Taufik Ridho mulai muncul di pentas politik nasional saat dirinya didapuk sebagai Sekjen PKS pengganti Anis Matta pada 2013. Ia menduduki bekas kursi Anis Matta lantaran penghuni lama naik pangkat menjadi Presiden PKS menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq pada Februari 2012 silam.
Melalui surat broadcast yang beredar, Taufik membenarkan tentang kemunduran dirinya dari posisi Sekjen DPP PKS. Menurut dia, surat pengajuan pengunduran diri dilakukan pada Senin (8/2/2016) ke Ketua Majelis Syura (MS) PKS Salim Jufri Assegaf. "Saya telah menulis surat ditujukan kepada Ketua MS yang isinya adalah pengunduran diri saya sebagai Sekjen," demikian bunyi broadcast yang beredar di kalangan internal PKS.
Saat dikonfirmasi tentang kabar itu, Presiden PKS Sohibul Iman saat ditemui di Kantor DPP PKS, Selasa (16/2/2016) membenarkan pengajuan pengunduran diri koleganya tersebut. "Betul ada pengajuan surat pengunduran diri Pak Taufik dari posisi sekjen. Alasannya katanya tidak bisa optimal menjalankan tugas-tugasnya sebagai Sekjen. Itu kira-kira yang tertulis di suratnya," ujar Sohibul Iman kepada INILAHCOM di kantor DPP PKS, Jakarta.
Terkait kesibukan Taufik, Sohibul menceritakan tentang bisnis yang digeluti Taufik. Menurut dia, akibat kesibukan tersebut, beberapa kali Taufik meminta izin untuk tidak hadir dalam acara PKS. "Biasanya beberapa hari, bahkan pernah dua pekan. Ya kita memaklumi kesibukannya," urai Sohibul.
Sohibul menambahkan meski mengajukan surat pengunduran diri sebagai Sekjen PKS, Taufik dalam suratnya menegaskan dirinya akan tetap mengabdi untuk partai. "Di surat tersebut Pak Taufik juga mengatakan tetap akan berkontribusi dalam partai ini dan terus menjadi bagian dalam berkhidmat untuk rakyat," tambah Sohibul.
Dalam kesempatan tersebut Sohibul juga menejelaskan ihwal spekulasi yang beredar di publik tentang posisi Taufik Rodho yang tidak turut serta bersama Presiden PKS dan jajaran DPP PKS saat bertemu Presiden Joko Widodo.
Menurut Sohibul saat pertemuan dengan Jokowi pada 21 Desember 2015, posisi Taufik sedang berada di luar negeri. "Kita bertemu Presiden hari Senin, hari Rabu di pekan yang sama Pak Taufik baru tiba di Tanah Air. Begitu juga saat berjumpa Wapres, Pak Taufik juga berada di luar negeri," urai Sohibul.
Dia juga menepis tentang informasi ketidakhadiran Taufik Ridho dalam acara Rakornas PKS pertengahan Januari 2016 lalu. Sohibul menegaskan Taufik hadir dan memberi keterangan pers dengan baik di publik terkait dengan agenda Rakornas PKS yang digelar di Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Informasi yang dihimpun INILAHCOM, Taufik Ridho memang telah menggeluti aktivitas bisnis jauh-jauh hari sebelum menjabat Sekjen PKS. Salah satu aktivitas ekonomi yang ia lakukan adalah menjadi salah satu Dewan Pengawas Syariah (DPS) di salah satu bank milik negara tetangga.
Sejak menjabat Sekjen PKS pada Februari 2013, ia mengundurkan diri dari posisi tersebut karena untuk menjaga netralitas posisi pejabat politik dengan aktivitas ekonominya tersebut. Namun, manajemen bank swasta tersebut memindahkan posisi Taufik untuk jabatan yang sama yang lokasinya berada di luar negeri hingga saat ini. "Itu mengapa Pak Taufik sering ke luar negeri," tambah sumber di Parlemen.
Informasi yang lain dari sumber di internal PKS, selain alasan teknis kesibukan Taufik, ada masalah psikologis yang menghinggapi Taufik terkait posisi politiknya tersebut. "Ada rasa tidak nyaman dengan lingkungan yang baru," tulis sumber melalui pesan singkat.
Lingkungan yang baru yang dimaksud terkait dengan gerbong politik yang saat ini berkuasa di PKS. Meski saat dikonfirmasi ihwal gerbong baru itu, sejumlah petinggi PKS membantahnya. (inilah)
Tag :
PKS