Tarbiyah Adalah Seni Menciptakan Peradaban Manusia

PADA suatu waktu, salah seorang teman datang kepada saya. Dia telah tarbiyah lama, dan dia sangat semangat untuk masuk ke dalam pergerakan dakwah. Oleh karena itu masuklah dia dalam proses tarbiyah yang dilakukan rutin setiap pekanannya melalui halaqoh. Namun suatu waktu dia bercerita panjang tentang proses tarbiyah yang diikutinya. Dia hanya mendapat kajian-kajian yang amat kecil atau sepele dan ini membuat dia bosan bahkan ingin meninggalkan tarbiyah.


Setiap peknanan, yang dibahas pasti tentang keikhlasan, akhlak, mengenal Allah dan Rasul, dan tema-tema lain yang memang sudah difaham akan definisi dan pengertiannya, ujar dia. Dengan santai dan senyum, saya menjawab, inilah tarbiyah. Ia mengajarkan kita untuk menciptakan ulang manusia dengan cara-cara Islam, mulai dari hal yang kecil sampai besar. Sabarlah dan terus ikuti tarbiyah ini. InsyaAllah antum akan mengerti bagaimana tarbiyah itu menciptakan ulang manusia. Setelah itu kita menyudahi diskusi tenang ini, dan dia kembali mengikuti tarbiyah setiap pekannya.

Beberapa pekan kemudian saya mendapat kabar, dia kesulitan membayar kuliah dan memenuhi kehidupannya, – maklum dia adalah perantau. Dia meminjam uang ke teman-temannya, namun tidak ada yang mau meminjamkannya uang. Kemudian dia sakit, dan harus dirawat di Rumah sakit. Semakin bingung dia, bagaimana cara dia membayarnya. Namun inilah tarbiyah, ia mampu mempertemukan orang-orang menjadi saudara yang saling mencinta. Biaya rumah sakit, dan kekurangan membayar kuliah dibiayai oleh teman satu kelompok halaqohnya. Dari sinilah dia baru tahu tentang makna tarbiyah sejatinya.

Tarbiyah yang mampu mengkorelasikan antara definisi ilmu dan pengaplikasiannya. Sampai akhirnya beberapa waktu kemudian, dia kembali menemukan saya, dan mengatakan inilah tarbiyah, ia mampu menciptakan ulang manusia dengan cintanya. MasyaAllah. Senyum yang amat lebar dan wajah yang menunjukan kasih sayang, saya tunjukan kepada dia.

Inilah tarbiyah, ia mampu mengubah orang-orang yang biasa-biasa saja menjadi orang-orang yang amat istimewa. Istimewa di hadapan manusia, dan istimewa di hadapan RabbNnya. Mungkin banyak orang hebat di dunia ini. Banyak sarjanawan, banyak magister, banyak doktor, banyak professor, banyak pengusaha kaya, namun belum mengenal kekuatan cinta dalam tarbiyah Islamiyah.

Mungkin mereka sudah mengerti definisi dari akhlak, ikhlas, Tuhan, amal, ibadah, dan lain-lain, namun belum tentu definisi yang dipahami itu berkorelasi dengan baik dalam pengaplikasiannya di kehidupannya sehari-hari. Korelasi antara definisi dan pengaplikasian dalam kehidupan itu dapat dilakukan karena tarbiyah.

Apapun tingginya pendidikan dan strata sosial kita, kita tetap menghargai murobbi yang mungkin bisa saja jauh di bawah kita dalam segi pendidikan maupu strata sosial . Karena seorang murrobi adalah orang yang mampu melihat apa yang kita belum tentu lihat, mendengar apa yang belum tentu kita dengar, dan merasakan apa yang belum tentu kita rasakan.

Jadi dulu pernah ada kisah seorang doktor lulusan Amerika sangat bersemangat liqo dengan seorang murobbi yang hanya bekerja sebagai tukang jahit. Murobbi itulah yang menjadi salah satu kekuatan yang membuat dia menjadi seorang doktor yang sukses dalam kehidupannya.
Dengan tarbiyah, kita mampu melakukan interaksi dengan Islam lebih jauh lagi. Kita akan lebih mampu mencintai agama ini lebih sangat lagi. Kita juga akan mampu menaktualisasikan cinta itu untuk menciptakan romantisme dalam kehidupan kita. Interaksi ini juga secara dakhili (ke dalam) akan membentuk dasar di hidup berupa; al-fikr (pemikiran), al-fikrah (persepsi) asy-syu’ur (perasaan), dan dzaud (membentuk rasa). Ketiga itu nantinya akan mengahasilkan al-azam (kemauan yang kuat) dalam melakukan amal dan ibadah dalam hidup ini. Selain itu dengan tarbiyah ini kita akan mampu melakukan interaksi secara al-khariji (keluar). Interaksi keluar inilah yang akan membentuk as-syimal (penampilan), al-muqif (sikap), as-suluuk (tingkah laku), dan al-amal (mebentuk amal). Keempat itulah yang mencerminkan al-khuluqu salim (menciptakan akhlak yang baik). Jadi pribadi-pribadi muslim yang ada dalam madrasah tarbiyah akan terlihat sebagai seorang yang amat istimewa karena mereka memiliki tekad yang kuat dalam menegakan agama dan semakin banyak populasi tarbiyah di dunia ini karena kekuatan akhlak pribadi-pribadi tarbiyah yang mampu merubah cara berfikir orang untuk mencitai tarbiyah.

Nilai-nilai dasar tarbiyah yang terlihat sederhana inilah yang nannti juga akan menciptakan sebuah gerakan dakwah yang amat kuat untuk mengembalikan kejayaan Islam di dunia ini. Inilah tarbiyah, ia mampu menciptakan ulang manusia dengan cara-cara Islam, sehingga manusia-manusia itu mampu menjadi manusia yang amat istimewa di hadapan manusia dan Rabbnya. Mereka istimewa karena mereka berhasil menjadi pahlawan dari sebuah madrasah yang kita beri nama tarbiyah.

Dulu mungkin orang-orang kafir Quraisy tidak pernah berfikir bahwa dakwah Rasulullah bisa menguasai jazirah Arab. Dulu mungkin raja Persia tidak pernah memprediksi bahwa dakwah Rasulullah bisa menguasai Persia. Dulu juga raja Romawi mungkin tidak pernah merasakan bahwa Eropa akan ditaklukan oleh pasukan muslim. Namun itu semua menjadi kenyataan sejarah dunia, bahwa Islam pernah menguasai dua pertiga dunia dengan waktu yang cukup lama. Semua itu berhasil dilakukan, karena Rasulullah berhasil mentarbiyah para umat muslim untuk menjadi insan-insan tarbiyah pembentuk peradaban Islam di bumi Allah ini. Allahuakbar.

Nilai-nilai dasar tarbiyah islamiyah inilah yang perlu kita hidupkan kembali dalam sendi-sendi kehidupan kita. Kita jadikan tarbyah Islamiyah ini sebagai manhaj dakwah kita bukan hanya untuk menciptakan kembali manusia, namun menciptakan kembali dunia ini dengan cara-cara Islam, sehingga sejarah kejayaan Islam itu mampu kita rasakan kembali hari ini. Dengan tarbiyah, kita akan menyelam dalam lautan cinta dan romantisme langit kehidupan. Karena di dalamnya Islam menjadi cara dan tujuan untuk menciptakan peradaban.(ip/pandu Wibowo)


pageads
Tag : liqo