Proses pelantikan Konsul Kehormatan (Konhor) Indonesia untuk Palestina, Abu Maha-Shusheh, yang akhirnya berhasil dilaksanakan pada Minggu (13/3) lalu sempat terhambat lantaran Israel melarang masuk rombongan Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mengantisipasi adanya kemungkinan Israel menghalangi proses tersebut jika melihat gelagat negara pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu selama ini.
Untuk menjelaskan maksud pernyataannya, Arrmanatha menuturkan kisah ketika ia menceritakan dongeng Gadis Berkerudung Merah kepada anaknya.
Dongeng tersebut mengangkat kisah seorang gadis ditipu oleh serigala jahat yang menyamar dengan segala cara.
"Ketika anak saya besar, dia bilang bahwa sekarang dia mengerti apa maksud dongeng itu. Katanya, serigala walaupun sudah memakai gaun dan lipstik, tetap saja akan menjadi serigala. Begitulah kira-kira," tutur Arrmanatha dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (17/3).
Oleh karena itu, kata Arrmanatha, pemerintah RI sudah menyiapkan dua skenario pelantikan Shusheh.
"Sudah ada pengalaman. Apapun yang dia katakan kalau menyangkut hal itu [Palestina], kita harus punya skenario," katanya.
Arrmanatha lantas menjabarkan bahwa skenario tersebut adalah pertama, melantik Konsul Kehormatan di Ramallah, Tepi Barat. Kedua, pelantikan dilaksanakan di Amman, Yordania. Karena Israel melarang, RI akhirnya memutuskan untuk menjalankan skenario kedua.
"Konhor itu kan memang dilantik di KBRI di mana KBRI itu memiliki akreditasi ke negara tersebut. Amman miliki akreditasi Palestina dan duta besarnya juga untuk Palestina. Sudah tepat jika dilantik di Amman," ucap Arrmanatha.
Ketika ditanya mengenai alasan larangan Israel, Arrmanatha hanya menjawab, "Kami tidak peduli alasannya. Kami berorientasi pada tujuan, yaitu melantik Konhor dan itu sudah tercapai." (cnnin)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mengantisipasi adanya kemungkinan Israel menghalangi proses tersebut jika melihat gelagat negara pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu selama ini.
Untuk menjelaskan maksud pernyataannya, Arrmanatha menuturkan kisah ketika ia menceritakan dongeng Gadis Berkerudung Merah kepada anaknya.
Dongeng tersebut mengangkat kisah seorang gadis ditipu oleh serigala jahat yang menyamar dengan segala cara.
"Ketika anak saya besar, dia bilang bahwa sekarang dia mengerti apa maksud dongeng itu. Katanya, serigala walaupun sudah memakai gaun dan lipstik, tetap saja akan menjadi serigala. Begitulah kira-kira," tutur Arrmanatha dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (17/3).
Oleh karena itu, kata Arrmanatha, pemerintah RI sudah menyiapkan dua skenario pelantikan Shusheh.
"Sudah ada pengalaman. Apapun yang dia katakan kalau menyangkut hal itu [Palestina], kita harus punya skenario," katanya.
Arrmanatha lantas menjabarkan bahwa skenario tersebut adalah pertama, melantik Konsul Kehormatan di Ramallah, Tepi Barat. Kedua, pelantikan dilaksanakan di Amman, Yordania. Karena Israel melarang, RI akhirnya memutuskan untuk menjalankan skenario kedua.
"Konhor itu kan memang dilantik di KBRI di mana KBRI itu memiliki akreditasi ke negara tersebut. Amman miliki akreditasi Palestina dan duta besarnya juga untuk Palestina. Sudah tepat jika dilantik di Amman," ucap Arrmanatha.
Ketika ditanya mengenai alasan larangan Israel, Arrmanatha hanya menjawab, "Kami tidak peduli alasannya. Kami berorientasi pada tujuan, yaitu melantik Konhor dan itu sudah tercapai." (cnnin)
Tag :
palestina