Membandingkan kasus bailout Century dengan kasus pembelian lahan RS Sumber Waras yang disebut-sebut menyeret Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama merupakan sesaat pikir.
Demikian disampaikan mantan Staf Khusus Presiden era Pemerintahan SBY, Andi Arief menanggapi pemberitaan majalah Tempo edisi 28 Maret-3 April 2016. Menurut dia, pemberitaan tersebut menujukkan Tempo bukan sekedar masuk angin, tapi sudah terkena jampi-jampi.
"Bailout Kartini, Ahok negosiasi Kartini sebelum ketetapan NJOP. Kartini dan Ahok menentukan NJOP di depan, baru Ahok putuskan NJOP sesuai pertemuan dengan Kartini," kata dia dalam akun Twitter @AndiArief.
"Dalam Century, Sri Mulyani tidak pernah bercengkrama dengan Robert Tantular, Sumber Waras Ahok berdansa dengan Kartini," sambungnya.
Pada kasus Century, tambah Andi Arief, Sri Mulyani Mengumumkan bailout Century secara terbuka, sementara pembelian lahan milik Sumber Waras dilakukan Ahok dengan operasi senyap alias anggaran siluman.
"Dalam Century Sri Mulyani menyelamatkan perekonomian Indonesia, dalam sumber waras Ahok menyelamatkan apa? Dalam Century Sri Mulyani dilindungi Perppu, dalam Sumber Waras Ahok melanggar semua perundangan dan peraturan," katanya.
Perbedaan lainnya, dalam Century audit investigatif menyebut potensi kerugian uang negara. Adapun di kasus Sumber Waras Ahok dinyatakan merugikan negara. Selain itu, dalam Century penjahat perbankan dan sekutunya tertangkap kejahatan perbankan, sementara kasus Sumber Waras hengki pengki.
"Kesalahan besar TEMPO adalah menTEMPEkan mentalnya dalam menginvestigasikan permufakatan korupsi Ahok dan Kartini sumber waras. Korupsinya aja RASIS, itu korupsinya lho," tegas Andi. [rmol]
Demikian disampaikan mantan Staf Khusus Presiden era Pemerintahan SBY, Andi Arief menanggapi pemberitaan majalah Tempo edisi 28 Maret-3 April 2016. Menurut dia, pemberitaan tersebut menujukkan Tempo bukan sekedar masuk angin, tapi sudah terkena jampi-jampi.
"Bailout Kartini, Ahok negosiasi Kartini sebelum ketetapan NJOP. Kartini dan Ahok menentukan NJOP di depan, baru Ahok putuskan NJOP sesuai pertemuan dengan Kartini," kata dia dalam akun Twitter @AndiArief.
"Dalam Century, Sri Mulyani tidak pernah bercengkrama dengan Robert Tantular, Sumber Waras Ahok berdansa dengan Kartini," sambungnya.
Pada kasus Century, tambah Andi Arief, Sri Mulyani Mengumumkan bailout Century secara terbuka, sementara pembelian lahan milik Sumber Waras dilakukan Ahok dengan operasi senyap alias anggaran siluman.
"Dalam Century Sri Mulyani menyelamatkan perekonomian Indonesia, dalam sumber waras Ahok menyelamatkan apa? Dalam Century Sri Mulyani dilindungi Perppu, dalam Sumber Waras Ahok melanggar semua perundangan dan peraturan," katanya.
Perbedaan lainnya, dalam Century audit investigatif menyebut potensi kerugian uang negara. Adapun di kasus Sumber Waras Ahok dinyatakan merugikan negara. Selain itu, dalam Century penjahat perbankan dan sekutunya tertangkap kejahatan perbankan, sementara kasus Sumber Waras hengki pengki.
"Kesalahan besar TEMPO adalah menTEMPEkan mentalnya dalam menginvestigasikan permufakatan korupsi Ahok dan Kartini sumber waras. Korupsinya aja RASIS, itu korupsinya lho," tegas Andi. [rmol]
Tag :
Hukum