“Dan datanglah seorang laki-laki dari
ujung kota bergegas-gegas seraya berkata:
”Hai kaumkuikutilah para Rasul itu,
ikutilah orang yang tidak meminta balasan
kepadamu, dan mereka adalah orang-orang
yang diberi petunjuk,“(QS Yaasiin:20-21)
Mengetahui siapa gerangan pemuda tersebut
dan kota apakah yang dimaksud dalam ayat ini tidaklah terlalu penting.
Namun yang kita perlu kaji adalah lintasan sikap yang dipuji oleh ayat
yang mulia ini. Yaitu kesegeraan dalam menyambut dan memenuhi seruan
da’wah para Rasul serta menjadikan dirinya laksana prajurit da’wah tanpa
menunggu komando dari yang lain, itulah sur’atul istijabah.
![]() |
Oleh : Diding Darmudi, Lc, M.S.I* |
Sayyid Quthb dalam tafsirnya “Zilal
Al-lqur’an” mengungkapkan :”Sur’atul istijabah adalah tindakan pemenuhan
fitrah yang bersih untuk memenuhi seruan da’wah yang haq dan lurus. Di
sana ada indikasi kejujuran, kelapangan, kobaran semangat, pengetahuan
yang benar dan satu sambutan akan cetusan kalbu yang hebat atas
kebenaran telah nyata. Setelah da’wah para Rasul sampai kepadanya dan ia
memperoleh bukti-bukti kebenaran di dalam dakwah mereka, maka dengan
segera ia memenuhinya. Itulah yang terlukis dalam pernyataan yang
diungkapkan kepada kaumnya, disaat hakikat iman telah mengetuk kedalam
kalbu dan terus merambat ke segenap jiwa dalam bentuk kekuatan yang
tidak terbendung. Gejolak imani yang bersemayam dalam dada menjadikannya
tak rela berdiam diri menyaksikan kesesatan, kemungkaran, dan kedurhakaan
yang telah merajalela di sekitarnya. Lantas segera ia melangkah bersama
Al-Haq yang telah terhujam dan hidup bergerak dalam jiwa dan perasaannya
itu.
Ia berlalu menuju kaumnya yang telah
mendustakan, membangkang, mengecam serta mengancam eksistensi al-haq. Ia
datang dari tepi kota untuk melaksanakan tanggung jawab dalam menyerukan
da’watul haq kepada kaumnya, menghalangi segala bentuk kezaliman, dan
mengadakan perlawanan atas permusuhan sengit dengan manusia yang
melontarkan penghinaan terhadap para Rasul. Pemuda ini bukanlah profil
manusia berpangkat atau berkedudukan, bukan tipe manusia kaya yang
dimuliakan oleh kaumnya, dan bukan pula keturunan bangsawan.
Hanya aqidah yang demikian hidup sajalah
yang telah menggerakkan serta mendorongnya untuk datang dari satu daerah
yang jauh ke tengah kota.(bersambung 1-3)
*) Ketua Bidang Kaderisasi PKS Kota Semarang
Tag :
Nasihat