Taujih Anis Matta : Alasan Kenapa Kita Harus Kaya (Bag-1)

Ibnu Abid Duni menjelaskan beberapa alasan tentang mengapa kita semua diperintahkan menjadi kaya  dalam  Islam  itu.  Alasan  

Pertama,  karena  harta  itu  tulang punggung kehidupan. Makanya orang kalau punya harta punggungnya rada bungkuk sedikit. Antum lihat orang-orang Amerika kalau datang ke sini tegap-tegap semua kan , karena punya duit. Pejabat-pejabat keuangan  kita  kumpul  di  CGI  tunduk-tunduk  semua,  karena  mau pinjam duit. 


Allah mengatakan “Janganlah kamu berikan harta-harta kamu  kepada  orang-orang  bodoh (orang-orang  yang  tidak  sehat akalnya) yaitu harta harta yang telah Allah jadikan kamu sebagai yang membuat punggung tegap”. Jadi Hidup kita tidak normal begitu kita tidak punya uang. Kita pasti punya banyak masalah begitu kita tidak punya uang.

Alasan kedua, peredaran uang itu adalah indikator keshalehan atau keburukan  masyarakat.  Apabila uang  itu  beredar  lebih  banyak ditangan orang-orang jahat maka itu indikasi bahwa masyarakat itu rusak. Apabila uang itu beredar di tangan orang-orang shaleh maka itu indikasi bahwa masyarakat itu sehat. Masyarakat Indonesia ini rusak

salah satu indikasinya karena karena orang-orang shalehnya sebagian besar adalah para fuqara wa masakin. Ahlul Masjid di negeri ini terdiri atas  fuqara  wa  masakin.  Bahkan  sebagian  besar  orang mungkin mengunjungi  masjid  bukan  karena  benar-benar  ingin  ke  Masjid, melainkan    karena   tidak    punya    tempat    untuk    dipakai mengaktualisasikan diri. Antum lihat orang- orang tua yang datang ke masjid biasanya orang yang kalah dalam pergulatan sosial. Kalau dia tentara, biasa setelah pensiun baru dia ke masjid. 

Baca Juga : Taujih Anis Matta : Alasan Kenapa Kita Harus Kaya (Bag-2)

Kalau dia pedagang biasanya  setelah dia bangkrut  baru dia ke masjid. Rasulullah SAW mengatakan “Sebaik- baik uang itu adalah uang yang beredar diantara orang-orang  shaleh”  Jadi  Apabila  kita  yang  ada  di  sini  tidak mengendalikan uang yang ada di Riau, itu adalah tanda- tanda yang tidak bagus. Kenapa? karena kalau uang itu berada ditangan orang- orang shaleh maka uang itu akan mengalir di saluran- saluran yang baik.

Kalau ibu-ibu disini dibagikan 1 Milyar kira-kira uang itu akan diapakan.  Buat  daftar  belanjanya. Antum  bisa  lihat  semuanya  itu belanja kebaikan.

Pertama, pasti akan dipakai untuk potongan partai. Coba lihat anggota DPR, begitu jadi anggota dewan yang pertama potongan buat partai. Waktu itu ada teman dari Golkar dan PPP, “Itu dana konstituen diapakan?” Kita jawab itu tidak lewat kita, melainkan langsung ke Dapil (Daerah Pemilihan). Uang yang masuk ke tangan orang  shaleh  pasti  mengalirnya  di  kebaikan juga. “Kalau gajinya berapa di potong? Kalau di Golkar cuma 2,5 juta perbulan di potong”. Kalau di PKS itu biasa 50 sampai 60 % dipotong. Jadi antum lihat daftar  belanjanya orang shaleh.

Kedua, untuk rihlah, kemungkinan itu pergi umrah  atau  menghajikan  keluarga  atau  naik  haji  sendiri.  Bapak-bapaknya pun kalau punya uang 1 Milyar, tidak jauh- jauh dari situ juga;  infak  buat  partai,  menyenangkan  keluarga,  dan  operasional pribadi untuk dakwah pribadinya juga. Semuanya di jalur kebaikan. Bila ada kenikmatan, tidak mungkin dia pergi judi. Tidak mungkin juga dia pergi ke tempat prostitusi, paling- paling dia cari jalur halal. Tapi coba sebaliknya, kalau uang itu beredar ditangan orang jahat, larinya juga pada kejahatan. Salah seorang saudara saya cerita, waktu itu ada seorang kaya sangat kaya di daerah Indonesia.

Orangnya masih hidup sekarang. Dia punya private jet. Saking kayanya, dia suka main judi ke London.  Pesawat  private  jet  itu  jenis  Boeing.  Jadi  kalau  pergi  dia membawa rombongan, biasanya dia parkir disana 1 minggu atau 2 minggu.  Itu  kalau  parkir,  kan  bayar.  Selama  dia  main  judi,  dia persilahkan teman- temannya yang ingin pakai pesawatnya, seperti layaknya meminjamkan mobil. Sekali main, biasanya bisa rugi sampai 5 juta dollar, meskipun kadang- kadang untung 8 juta dollar. Sekali waktu mereka main ke sana, sudah beberapa hari kangen dengan Nasi Padang. Dia bilang ke Pilotnya tolong ke Singapore beli Nasi Padang terus balik lagi ke London.

Begitulah cara mereka menggunakan uang. Kalaupun orang kaya itu muslim, tidak berjudi, tapi dia tidak punya visi dakwah, dan tidak hidup untuk satu misi besar dalam hidupnya, dia pasti akan menggunakan uangnya untuk kesenangan pribadi, seperti perhiasan dan seterusnya. Saya punya kawan, kalau dia pakai seluruh perhiasannya kira- kira sekitar 2 juta dollar di badannya, cincinnya 1 juta dollar. Mobilnya ½ juta dollar, jam tangannya biasa sampai 2milyar. 

Adalagi temannya kira- kira punya 200-an jam tangan. Sebuah jam tangan itu harganya kira- kira 2 milyar. Lebih buruk lagi, kadang-kadang  orang  kaya  yang  tidak  baik  memakai  uangnya  untuk memerangi kebaikan.

Itulah yang terjadi ketika orang-orang Yahudi memegang kendali keuangan dunia. Maka dari itu menjadi kaya itu bagi kita adalah satu keharusan, untuk mengembalikan keseimbangan sosial, kehidupan  di  tengah-  tengah  kita.  (anismatta/repostabadijayanews) rangkuman bagian 1 dari 3


pageads