Pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohanna Yembise, yang menyalahkan ibunda Yuyun, korban perkosaan 14 laki-laki di Bengkulu, menuai kecaman.
“Kasihan banget Ibunya Yuyun – sudah kehilangan anak tunggal disalahkan Menteri pula,” kecam Staf Khusus Menteri ESDM Muhammad Said Didu di akun Twitter @saididu.
Penegasan @saididu itu menanggapai kicauan akun @panca66 yang menulis: “Anaknya mati diperkosa, Menteri menyalahkan ibunya karena bekerja di kebun kurang perhatikan anaknya. Ngaco :((“
Tak kalah garang, Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, menyebut pernyataan Menteri Yohanna itu sebagai blunder. “Blunder.. Yohana lakukan blunder. Sbg bentuk emphaty dan penyesalan, bkn hal lebay bila Yohana minta maaf,” tegas Andi Chairil di akun @andi_chairil.
Diberitakan sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Sosial, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Menteri PPPA Yohanna Yembise, sempat menyebutkan kalau ada faktor kesalahan orangtua di kasus perkosaan Yuyun, gadis 14 tahun di Bengkulu yang meninggal usai diperkosa 14 laki-laki.
“Kasus Yuyun itu yang salah orangtua. Orangtuanya sudah beberapa hari di kebun. Bagaimana mau memperhatikan anak itu?” kata Yohana saat RDP di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta (30/05).
Menurut Yohanna, kondisi di keluarga mempengaruhi kasus kekerasan seksual. Oleh sebab itu, Menteri Yohanna meminta agar ada tindakan ke keluarga. “Sanksi ke orangtua harus kita perhatikan juga,” ucap Yohanna.
Mendengar pernyataan Yohanna, anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq mengritiknya. “Ibu menyalahkan orangtua. Ini suatu hal yang menyakitkan,” tegas Maman.
Tidak hanya Maman, anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Gerindra Rahayu Saraswati juga meminta agar Kementerian tidak menyalahkan orangtua pada kasus Yuyun.
“Tolong kita sebagai warga negara, kita juga punya permasalahan sosial ekonomi. Kalau tidak bekerja, bagaimana kita bisa menghidupi keluarga. Kita harus betul-betul melihat suatu kasus secara kaca mata yang luas,” tegas Rahayu
“Kasihan banget Ibunya Yuyun – sudah kehilangan anak tunggal disalahkan Menteri pula,” kecam Staf Khusus Menteri ESDM Muhammad Said Didu di akun Twitter @saididu.
Penegasan @saididu itu menanggapai kicauan akun @panca66 yang menulis: “Anaknya mati diperkosa, Menteri menyalahkan ibunya karena bekerja di kebun kurang perhatikan anaknya. Ngaco :((“
Tak kalah garang, Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, menyebut pernyataan Menteri Yohanna itu sebagai blunder. “Blunder.. Yohana lakukan blunder. Sbg bentuk emphaty dan penyesalan, bkn hal lebay bila Yohana minta maaf,” tegas Andi Chairil di akun @andi_chairil.
Diberitakan sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Menteri Sosial, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Menteri PPPA Yohanna Yembise, sempat menyebutkan kalau ada faktor kesalahan orangtua di kasus perkosaan Yuyun, gadis 14 tahun di Bengkulu yang meninggal usai diperkosa 14 laki-laki.
“Kasus Yuyun itu yang salah orangtua. Orangtuanya sudah beberapa hari di kebun. Bagaimana mau memperhatikan anak itu?” kata Yohana saat RDP di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta (30/05).
Menurut Yohanna, kondisi di keluarga mempengaruhi kasus kekerasan seksual. Oleh sebab itu, Menteri Yohanna meminta agar ada tindakan ke keluarga. “Sanksi ke orangtua harus kita perhatikan juga,” ucap Yohanna.
Mendengar pernyataan Yohanna, anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq mengritiknya. “Ibu menyalahkan orangtua. Ini suatu hal yang menyakitkan,” tegas Maman.
Tidak hanya Maman, anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Gerindra Rahayu Saraswati juga meminta agar Kementerian tidak menyalahkan orangtua pada kasus Yuyun.
“Tolong kita sebagai warga negara, kita juga punya permasalahan sosial ekonomi. Kalau tidak bekerja, bagaimana kita bisa menghidupi keluarga. Kita harus betul-betul melihat suatu kasus secara kaca mata yang luas,” tegas Rahayu
Tag :
Kabinet