Presiden Terpilih Filipina : Gereja Katolik Sebagai "Lembaga yang Paling Munafik"

Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, menggambarkan Gereja Katolik sebagai "lembaga yang paling munafik" di negara itu. Duterte juga menyatakan siap untuk berdebat dengan para uskup senior terkait berbagai kesalahan mereka, sebelum menjabat sebagai presiden pada akhir bulan depan.

Duterte terkenal sebagai tokoh politik dengan gaya bicara ceplas-ceplos di Filipina. Namun gaya bicara pria berusia 71 tahun ini tak menyurutkan dukungan rakyat kepadanya, terbukti dengan menang telak atas rivalnya pada pemilu. Duterte akan dilantik sebagai presiden pada 30 Juni 2016.
Saya akan meluncurkan kritik terkait dosa Gereja Katolik sampai dengan 29 Juni dan [membahas] apakah Anda masih relevan," kata Duterte di hadapan para wartawan di Davao City, wilayah tempat dia menjabat sebagai walikota.


"Lembaga yang paling munafik adalah Gereja Katolik," ujarnya.

Kritik semacam ini bukan pertama kali diluncurkan Duterte terhadap Gereja Katolik. Dalam kampanyenya pada November 2015, Duterte mengkritik Paus Fransiskus karena kunjungannya menyebabkan macet di Manila pada Januari 2015 lalu.

"Kami butuh lima jam dari hotel menuju bandara. Saya tanya siapa yang datang. Mereka bilang paus. Saya ingin meneleponnya. 'Paus, dasar kau anak pelacur, pergilah. Jangan datang lagi'," katanya saat itu.

Pernyataan Duterte itu sontak menjadi kontroversi, karena di Manila sendiri 80 persen penduduknya adalah warga Katolik. Filipina juga merupakan negara dengan populasi umat Katolik terbesar di Asia.

Duterte menduga bahwa para pemimpin Gereja Katolik memperkaya diri mereka sendiri dengan mengorbankan orang miskin, dan mengabaikan pemisahan antara gereja dan negara.

Duterte menyatakan bahwa para uskup berkampanye melawannya, tapi opini publik berada di pihaknya.

"'Tak masalah', kata saya. Mari jadikan pemilu ini sebagai referendum antara saya dan Gereja Katolik," kata Duterte.

Belum ada komenter dari juru bicara Gereja Katolik terkait pernyataan Duterte ini.

Tak hanya mengritik Gereja Katolik dan Paus, Duterte kerap meluncurkan pernyataan kontroversial, termasuk soal keinginannya untuk membunuh seluruh kriminal. Duterte bersumpah akan membunuh kriminal setiap minggu dan membuang jasad mereka ke Manila Bay, untuk menggemukkan ikan-ikan di sana.

Duterte juga dikritik karena meluncurkan lelucon soal pemerkosaan dan pembunuhan wanita misionaris asal Australia dalam kerusuhan penjara tahun 1989 di Davao City. Atas pernyataan tersebut, Duterte kemudian meminta maaf.(cnn)
pageads