Dikisahkan, seorang ibu memukuli anaknya. Namun sang anak tidak pernah mengaduh atau mengeluh, tidak juga menangis atau menjawab walau sebutir kata dan melawan pukulan ibunya, tidak juga menangkis dan tidak juga berusaha melarikan diri dari pukulan ibunya.
Selang beberapa tahun berikutnya, oleh karana sebuah kesalahan tertentu, ibu kembali memukul putranya, namun responya tetap seperti yang dulu, sang anak tetap tidak membalas walau sepatah kata pun.
Tapi, kini sang anak sudah dewasa dan pun sudah berkeluarga serta sudah punya beberapa orang putra-putri. Namun sang ibunya masih saja terkadang memukulinya.
Pada suatu ketika, ibundanya kembali memukulnya, tapi kali ini responnya berbeda dari sebelum-sebelumnya, kali ini sang anak menangis sampai-sampai dagunya basah oleh air matanya. Setelah ibunya pergi, warga datang menghampirinya dan bertanya, "kenapa hari ini kau menangis, padahal dulu-dulu kau tidak pernah menangis mendapatkan pukulan yang sama dari ibumu. Apa gerangan yang membuatmu menangis?".
Sambil terisak, Sang anak menjawab, "bagaimana saya tidak menangis, saya merasa pukulan ibuku sekarang tidak sekuat yang dulu lagi, ibuku sudah sangat tua dan lemah. Bagaimana saya tidak menangis, sebentar lagi pintu-pintu sorga akan ditutup, kesempatanku untuk berbakti kepada ibuku sebentar lagi akan habis".
Ya Allah, Mohon Kau Jaga ibu-ibu kami, Wahai Tuhan Semesta Alam, Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. [AlihBahasa: Syafruddin Ramly]
Tag :
Nasihat