Legenda tinju dunia, Muhammad Ali, dinyatakan meninggal dunia, Jumat (Sabtu WIB) akibat komplikasi penyakit parkinson yang dideritanya.
Juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnell, secara resmi mengumumkan kepergian petinju yang pernah menjadi ikon dunia pada 1960-1970-an ini. "Setelah 12 tahun berjuang mengatasi sindroma parkinson, Muhammad Ali, meninggal dunia pada usia 74 tahun," kata Gunnell.
Kini dunia mengenang Ali. Sebagai olahragawan dengan prestasi segudang, Muhammad Ali meraih masa jayanya di usia muda. Semua bisa dia dapatkan. Uang dan harta benda bukan masalah bagi dia saat itu. Tetapi hati terusik saat dia melihat gerakan Islam di antara orang-orang Afro-Amerika berjuluk Nation of Islam. Mungkin karena hidayah, dia lalu mulai mendekati organisasi itu perlahan-lahan.
Nation of Islam dipimpin Elijah Muhammad dan Malcolm X saat itu berkembang pesat di kalangan warga kulit hitam. Seperti dilansir Merdeka, pada 1964, Ali bergabung dengan mereka dan mulai belajar tentang Islam. Setelah mantap mengucapkan dua kalimat syahadat, dia kemudian mengganti namanya menjadi Cassius X. Tidak lama kemudian tanpa alasan jelas dia keluar dari organisasi itu dan kembali mengubah nama menjadi Muhammad Ali, sperti dikutip dari situs www.biography.com, Kamis (16/8).
Saat itu Amerika dirundung masalah pelik. Perlakuan warga kulit putih terhadap kaum Afro-Amerika sudah di luar batas. Pembunuhan terhadap orang kulit hitam kerap terjadi. Organisasi rasis macam Klu Klux Klan dan sejenisnya mulai melakukan teror di lingkungan kulit hitam. Ali yang sejak kecil tumbuh dengan keadaan itu tidak kaget lagi.
Di saat bersamaan, Amerika terlibat dalam Perang Vietnam. Ribuan pemuda Negeri Paman Sam dipaksa ikut wajib militer, termasuk Ali.
Ali pun membuat heboh masyarakat Amerika lantaran menolak wajib militer. Alasan dia adalah Islam tidak membenarkan perang kecuali buat membela Allah S.W.T. Ada satu ungkapan terkenal dari Ali saat dia menolak menjadi serdadu, "Saya tidak punya urusan dengan Viet Kong. Mereka tidak pernah memanggil saya Nigger." Sontak sikap itu menimbulkan kontroversi. Sebagian mengecam, lainnya menyanjung langkah dia.
Atas sikapnya itu, Ali kemudian diajukan ke meja hijau. Tragisnya, gelar juaranya hasil bertarung bertahun-tahun di atas arena dicabut oleh Komisi Atletik New York. Dia juga dilarang bertanding selama tiga tahun.
Setelah berjuang di selama lebih dari 3,5 tahun, Ali akhirnya terbebas dari tuntutan. Dia kembali unjuk gigi di atas ring tinju. Gerakan kakinya tetap lincah. Pukulannya pun masih cepat dan keras. Mampu merontokkan mental lawan.(hartbt)
Juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnell, secara resmi mengumumkan kepergian petinju yang pernah menjadi ikon dunia pada 1960-1970-an ini. "Setelah 12 tahun berjuang mengatasi sindroma parkinson, Muhammad Ali, meninggal dunia pada usia 74 tahun," kata Gunnell.
Kini dunia mengenang Ali. Sebagai olahragawan dengan prestasi segudang, Muhammad Ali meraih masa jayanya di usia muda. Semua bisa dia dapatkan. Uang dan harta benda bukan masalah bagi dia saat itu. Tetapi hati terusik saat dia melihat gerakan Islam di antara orang-orang Afro-Amerika berjuluk Nation of Islam. Mungkin karena hidayah, dia lalu mulai mendekati organisasi itu perlahan-lahan.
Nation of Islam dipimpin Elijah Muhammad dan Malcolm X saat itu berkembang pesat di kalangan warga kulit hitam. Seperti dilansir Merdeka, pada 1964, Ali bergabung dengan mereka dan mulai belajar tentang Islam. Setelah mantap mengucapkan dua kalimat syahadat, dia kemudian mengganti namanya menjadi Cassius X. Tidak lama kemudian tanpa alasan jelas dia keluar dari organisasi itu dan kembali mengubah nama menjadi Muhammad Ali, sperti dikutip dari situs www.biography.com, Kamis (16/8).
Saat itu Amerika dirundung masalah pelik. Perlakuan warga kulit putih terhadap kaum Afro-Amerika sudah di luar batas. Pembunuhan terhadap orang kulit hitam kerap terjadi. Organisasi rasis macam Klu Klux Klan dan sejenisnya mulai melakukan teror di lingkungan kulit hitam. Ali yang sejak kecil tumbuh dengan keadaan itu tidak kaget lagi.
Di saat bersamaan, Amerika terlibat dalam Perang Vietnam. Ribuan pemuda Negeri Paman Sam dipaksa ikut wajib militer, termasuk Ali.
Ali pun membuat heboh masyarakat Amerika lantaran menolak wajib militer. Alasan dia adalah Islam tidak membenarkan perang kecuali buat membela Allah S.W.T. Ada satu ungkapan terkenal dari Ali saat dia menolak menjadi serdadu, "Saya tidak punya urusan dengan Viet Kong. Mereka tidak pernah memanggil saya Nigger." Sontak sikap itu menimbulkan kontroversi. Sebagian mengecam, lainnya menyanjung langkah dia.
Atas sikapnya itu, Ali kemudian diajukan ke meja hijau. Tragisnya, gelar juaranya hasil bertarung bertahun-tahun di atas arena dicabut oleh Komisi Atletik New York. Dia juga dilarang bertanding selama tiga tahun.
Setelah berjuang di selama lebih dari 3,5 tahun, Ali akhirnya terbebas dari tuntutan. Dia kembali unjuk gigi di atas ring tinju. Gerakan kakinya tetap lincah. Pukulannya pun masih cepat dan keras. Mampu merontokkan mental lawan.(hartbt)
Tag :
Hikmah & Keluarga