Pelayanan Polri sebagai pengayom, pelindung dan melayani masyarakat, ternyata perlu menjadi perhatian Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Sebab, masih ada kantor polisi yang menolak pengaduan masyarakat.
"Saya sudah mendatangi Kantor Polsek Percut Seituan untuk membuat pengaduan. Namun, petugas malah tidak mau menerima laporan," ujar seorang warga Medan, Netty Herawaty (52) kepada SP di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (17/8).
Netty menceritakan, dia mau membuat pengaduan ke kantor polisi karena saat hendak mengaji malah diteriaki maling oleh pemilik salon bernama Tuty di Jl Ampera Medan. Bahkan, di hadapan khalayak ramai Tuty mengancam dan meminta Netty mengembalikan uangnya.
"Pengakuan Tuty kepada teman saya bahwa dia mengaku kehilangan uang Rp 2 juta lebih. Namun, kepada saya dia mengaku kehilangan Rp 1,8 juta. Saya sangat malu karena diteriaki maling," ungkapnya.
Oleh karena itu, Netty yang tidak senang atas tuduhan itu, langsung membuat pengaduan kepada polisi. Sayangnya, polisi menolak keras untuk membuat laporan itu. "Mungkin karena saya tidak memiliki uang," sebutnya.
Wanita beranak lima kelahiran 17 Agustus tersebut mengatakan, jawaban penyidik saat menolak laporan pengaduannya, sangat mengecewakan. Polisi justru dinilai tidak profesional dalam melaksanakan tugas.
"Saya kesal dan sangat menyesali sikap oknum polisi itu. Penyidik menyampaikan, diterima atau tidaknya sebuah laporan tergantung kepada Kanit Reskrim," katanya.
Netty semakin bertambah kesal karena Kanit Reskrim malah tidak mau diitemui dengan alasan sibuk. Padahal, pimpinannya itu kelihatan sedang mengotak-atik handphone.(brt1)
"Saya sudah mendatangi Kantor Polsek Percut Seituan untuk membuat pengaduan. Namun, petugas malah tidak mau menerima laporan," ujar seorang warga Medan, Netty Herawaty (52) kepada SP di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (17/8).
Netty menceritakan, dia mau membuat pengaduan ke kantor polisi karena saat hendak mengaji malah diteriaki maling oleh pemilik salon bernama Tuty di Jl Ampera Medan. Bahkan, di hadapan khalayak ramai Tuty mengancam dan meminta Netty mengembalikan uangnya.
"Pengakuan Tuty kepada teman saya bahwa dia mengaku kehilangan uang Rp 2 juta lebih. Namun, kepada saya dia mengaku kehilangan Rp 1,8 juta. Saya sangat malu karena diteriaki maling," ungkapnya.
Oleh karena itu, Netty yang tidak senang atas tuduhan itu, langsung membuat pengaduan kepada polisi. Sayangnya, polisi menolak keras untuk membuat laporan itu. "Mungkin karena saya tidak memiliki uang," sebutnya.
Wanita beranak lima kelahiran 17 Agustus tersebut mengatakan, jawaban penyidik saat menolak laporan pengaduannya, sangat mengecewakan. Polisi justru dinilai tidak profesional dalam melaksanakan tugas.
"Saya kesal dan sangat menyesali sikap oknum polisi itu. Penyidik menyampaikan, diterima atau tidaknya sebuah laporan tergantung kepada Kanit Reskrim," katanya.
Netty semakin bertambah kesal karena Kanit Reskrim malah tidak mau diitemui dengan alasan sibuk. Padahal, pimpinannya itu kelihatan sedang mengotak-atik handphone.(brt1)
Tag :
Peristiwa