Gabungan Mahasiswa Indonesia di Kampus International Islamic University Islamabad (IIUI) menggelar aksi short march sebagai bentuk dukungan terhadap Aksi Damai 4 Nopember yang digelar di Indonesia untuk menuntut kepolisian segera memproses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas kasus dugaan penistaan agama, Jum’at (04/11/2016).
Aksi short march ini juga didukung oleh ratusan mahasiswa dan beberapa dosen yang berasal dari Pakistan dan berbagai macam negara.
“Siapa yang menghina Al-Quran, sesungguhnya Al-Quran tidak akan pernah terhina. Pada hakikatnya dia sedang menghina dirinya sendiri,” ujar Noor Jumah, salah satu dosen yang ikut mendukung aksi ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, barangsiapa yang memerangi Muslim di Indonesia atau suatu tempat lainnya, maka sesungguhnya dia telah memerangi milyaran umat Islam di dunia.
Salah seorang senior mahasiswa Indonesia, Syamsul Hadi sangat menyayangkan bahwa kepentingan politik melibatkan penistaan agama.
Menurutnya, seharusnya pejabat bisa menjaga toleransi dan kebhinekaan dan tidak menggunakan isu SARA untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Syamsul mengatakan, kami mahasiswa Indonesia di Pakistan mendukung Aksi Damai Bela Islam atau Aksi Damai Bela Al-Quran untuk mengawal Fatwa MUI yang dikeluarkan pada tanggal 11 Oktober 2016 lalu.
“Kami minta pihak kepolisian untuk segera memproses Ahok secara hukum dan kami minta kepada bapak presiden agar berlaku adil dan tidak melindungi siapa saja yang melanggar hokum,” pungkasnya.
Pergerakan massa aksi yang popular disebut Aksi Damai 411 dimulai setelah shalat Jum’at diawali dari Masjid dan berhenti di parkiran asrama kampus. Kemudian aksi ditutup dengan orasi dan doa bersama.*/kiriman Fakhruddin A(hidayatullah)
Aksi short march ini juga didukung oleh ratusan mahasiswa dan beberapa dosen yang berasal dari Pakistan dan berbagai macam negara.
“Siapa yang menghina Al-Quran, sesungguhnya Al-Quran tidak akan pernah terhina. Pada hakikatnya dia sedang menghina dirinya sendiri,” ujar Noor Jumah, salah satu dosen yang ikut mendukung aksi ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, barangsiapa yang memerangi Muslim di Indonesia atau suatu tempat lainnya, maka sesungguhnya dia telah memerangi milyaran umat Islam di dunia.
Salah seorang senior mahasiswa Indonesia, Syamsul Hadi sangat menyayangkan bahwa kepentingan politik melibatkan penistaan agama.
Menurutnya, seharusnya pejabat bisa menjaga toleransi dan kebhinekaan dan tidak menggunakan isu SARA untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Syamsul mengatakan, kami mahasiswa Indonesia di Pakistan mendukung Aksi Damai Bela Islam atau Aksi Damai Bela Al-Quran untuk mengawal Fatwa MUI yang dikeluarkan pada tanggal 11 Oktober 2016 lalu.
“Kami minta pihak kepolisian untuk segera memproses Ahok secara hukum dan kami minta kepada bapak presiden agar berlaku adil dan tidak melindungi siapa saja yang melanggar hokum,” pungkasnya.
Pergerakan massa aksi yang popular disebut Aksi Damai 411 dimulai setelah shalat Jum’at diawali dari Masjid dan berhenti di parkiran asrama kampus. Kemudian aksi ditutup dengan orasi dan doa bersama.*/kiriman Fakhruddin A(hidayatullah)
Tag :
internasional