Pasangan pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Saiful Hidayat dinilai tak berdaya jika bertarung langsung head to head baik dengan pasangan Agus-Sylvi atau Anis Sandi. Hal itu terungkap dalam survei yang dilakukan oleh lembaga riset Poltracking.
Menurut Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, angka ini akan terus berubah dalam beberapa waktu ke depan. Mengingat pemilih di DKI Jakarta cenderung dinamis dibanding daerah lainnya. Bahkan angka undecided voters lebih tinggi dibanding presentasi ketiga pasangan calon tersebut, yaitu mencapai 29,66 persen.
“Persaingan cukup kompetitif. Tentu saja kandidat yang berhasil merebut swing voters (massa mengambang) yang kami anggap angkanya cukup besar, mereka yang akan berjaya,” ujar Hanta Yuda.
Pasangan nomor urut satu, Agus-Sylvi unggul telak dengan perolehan 45,95 persen, saat berhadapan dengan Ahok-Djarot yang hanya mendapatkan 24,83 poin, dengan undecided voters sebesar 29,25 persen.
Kemudian Agus-Sylvi juga unggul tipis atas Anies-Sandi dengan angka 37,75 persen dibanding 28,08 persen. Sementara untuk undecided voters-nya sebanyak 34,17 persen.
Adapun pasangan nomor urut tiga, Anies-Sandi lebih unggul dengan 39,92 persen dari pasangan Ahok-Djarot 25,75 persen, dan pemilih yang belum menentukan pilihannya sekitar 34,33 persen.
Hasil ini berbanding terbalik pada saat hasil survei Poltracking Indonesia September lalu. Ketika itu Ahok-Djarot berhasil unggul dengan 37,95 persen, dari Anies-Sandi 36,38 persen.
Menurut tim pemenangan Ahok-Djarot, Ansy Lema, pihaknya tidak khawatir apalagi panik dengan hasil survei Poltracking Indonesia terbaru ini. Pihaknya juga mengakui apabila elektabilitas jagoannya merosot. Hanya saja, kata Ansy, itu terjadi karena situasi politik yang tengah pada titik mendidih. Apalagi survei itu dilakukan beberapa hari pascaaksi 411 yang dianggapnya menyudutkan Ahok.(ROL)
Menurut Direktur Eksekutif dan Riset Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, angka ini akan terus berubah dalam beberapa waktu ke depan. Mengingat pemilih di DKI Jakarta cenderung dinamis dibanding daerah lainnya. Bahkan angka undecided voters lebih tinggi dibanding presentasi ketiga pasangan calon tersebut, yaitu mencapai 29,66 persen.
“Persaingan cukup kompetitif. Tentu saja kandidat yang berhasil merebut swing voters (massa mengambang) yang kami anggap angkanya cukup besar, mereka yang akan berjaya,” ujar Hanta Yuda.
Pasangan nomor urut satu, Agus-Sylvi unggul telak dengan perolehan 45,95 persen, saat berhadapan dengan Ahok-Djarot yang hanya mendapatkan 24,83 poin, dengan undecided voters sebesar 29,25 persen.
Kemudian Agus-Sylvi juga unggul tipis atas Anies-Sandi dengan angka 37,75 persen dibanding 28,08 persen. Sementara untuk undecided voters-nya sebanyak 34,17 persen.
Adapun pasangan nomor urut tiga, Anies-Sandi lebih unggul dengan 39,92 persen dari pasangan Ahok-Djarot 25,75 persen, dan pemilih yang belum menentukan pilihannya sekitar 34,33 persen.
Hasil ini berbanding terbalik pada saat hasil survei Poltracking Indonesia September lalu. Ketika itu Ahok-Djarot berhasil unggul dengan 37,95 persen, dari Anies-Sandi 36,38 persen.
Menurut tim pemenangan Ahok-Djarot, Ansy Lema, pihaknya tidak khawatir apalagi panik dengan hasil survei Poltracking Indonesia terbaru ini. Pihaknya juga mengakui apabila elektabilitas jagoannya merosot. Hanya saja, kata Ansy, itu terjadi karena situasi politik yang tengah pada titik mendidih. Apalagi survei itu dilakukan beberapa hari pascaaksi 411 yang dianggapnya menyudutkan Ahok.(ROL)
Tag :
Pilgub DKI