Jumlah
aset kekayaan Abdurrahman bin Auf diperkirakan melebihi 2.560.000 dinar
atau setara dengan Rp. 3,2 Trilyun saat ini. Dan itu belum termasuk
aset properti dan aset lainnya yang ia miliki.
Diriwayatkan
bahwa keempat istri Abdurrahman bin Auf mendapatkan ganti hak waris
sebesar 80.000 dinar ( Rp 100 milyar) peristri, sehingga total ganti
waris untuk keempat istrinya adalah Rp 400 Milyar. Nah, sesuai dengan
hukum waris ( melalui pendekatan perkiraan ) bahwa jatah waris
istri-istri adalah seperdelapan dari total warisan. Itu berarti angka Rp
400 Milyar baru seperdelapan kekayaan total beliau. Sehingga asumsi
minimalnya, kekayaan warisan beliau totalnya adalah Rp 400 M x 8 = Rp
3,2 Trilyun.
Apa saja rahasia sukses dunia akhirat dari Abdurrahman bin Auf?
- Berbisnis untuk mencari keridhaan Allah semata.
Abdurrahman
bin Auf adalah seorang saudagar yang jujur dan profesional. Ia
senantiasa menghindari hal-hal yang haram bahkan yang subhat sekalipun.
Ia tidak pernah melakukan praktek ribawi atau menghalalkan segala cara
untuk meraih kekayaan. Sehingga keseluruhan hartanya adalah harta yang
halal, sampai-sampai Ustman bin Affan yang sudah sangat kayapun
bersedia menerima wasiat Abdurahman ketika membagikan 400 Dinar bagi
setiap veteran perang Badar.
Atas pembagian ini Ustman bin Affan berkata, “ Harta Abdurahman bin Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa selamat dan berkat”.
- Selalu berpikiran positif.
Diantara ungkapan Abdurahman bin Auf yang menarik sekaligus menunjukkan cara berpikir beliau yang positif adalah, “Sungguh kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak !”
Para
ahli saat ini mengatakan bahwa keajaiban berpikir positif adalah saat
anda mengatakan bisa, maka anda akan bisa. Abdurrahman bin Auf
mengatakan bahwa beliau mampu untuk menghasilkan uang, bahkan dengan
kata-katanya: mengangkat batupun ia bisa menghasilkan emas dan perak.
Secara tidak langsung Abdurrahman bin Auf yakin bahwa ia bisa
menghasilkan uang dari setiap usaha dan perniagaannya.
- Hasil usaha serta kekayaannya tidak dinikmatinya sendiri.
Abdurrahman
bin Auf pernah menyumbangkan seluruh barang yang dibawa oleh kafilah
perdagangannya kepada penduduk Madinah padahal seluruh kafilah ini
membawa barang dagangan yang diangkut oleh 700 unta yang memenuhi
jalan-jalan kota Madinah.
Selain
itu juga tercatat Abdurrahman bin Auf telah menyumbangkan dengan
sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara lain 40,000 Dirham
(sekitar Rp 1.4 Milyar uang sekarang), 40,000 Dinar (sekarang senilai
+/- Rp 50 Milyar uang sekarang), 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan
1,500 ekor unta.
Beliau
juga menyantuni para veteran perang badar yang masih hidup waktu itu
dengan santunan sebesar 400 Dinar (sekitar Rp 500 juta) per orang untuk
veteran yang jumlahnya tidak kurang dari 100 orang.
Sedekah
telah menyuburkan harta Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai ada penduduk
Madinah yang berkata, “Seluruh penduduk Madinah berserikat dengan
Abdurrahman bin Auf pada hartanya. Sepertiga dipinjamkannya pada mereka,
sepertiga untuk membayari hutang-hutang mereka, dan sepertiga sisanya
dibagi-bagikan kepada mereka”.
- Selalu berorientasi kepada Akhirat.
Meskipun
hidupnya berkelimpahan harta dan kekayaan, itu tidak membuatnya lupa
akan akhirat. Bahkan kecintaanya kepada akhirat semakin kuat dan
membara. Abdurrahman bin Auf seorang pemimpin yang mengendalikan
hartanya, bukan harta yang mengendalikannya. Jiwa dan raganya telah
diserahkan sepenuhnya untuk Allah.
Beliau
terlibat dalam perang Badar bersama Rasulullah SAW dan menewaskan
musush-musuh Allah. Beliau juga terlibat dalam perang Uhud dan bahkan
termasuk yang bertahan disisi Rasulullah SAW ketika tentara kaum
muslimin banyak yang meninggalkan medan peperangan.
Dari
peperangan ini ada sembilan luka parah ditubuhnya dan dua puluh luka
kecil yang diantaranya ada yang sedalam anak jari. Perang ini juga
menyebabkan luka dikakinya sehingga Abdurahman bin Auf harus berjalan
dengan pincang, dan juga merontokkan sebagian giginya sehingga beliau
berbicara dengan cadel.
Semoga
kita mampu mengikuti jejak sahabat Rasul yang mulia, Abdurrahman bin
Auf, yang telah mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat.(supernova)
Tag :
Hikmah & Keluarga