Direktur Indonesian Strategic Goben Gusmiyadi menyatakan, aksi Hasrul Azwar membanting meja saat bermusyawarah merupakan puncak keterbatasan nalar dan kemampuan melakukan komunikasi persuasi. Kejadian tersebut tak bermakna tunggal karena paripurna telah menjadi tontonan rakyat.
"Suasana transisi demokrasi telah diwarnai satu mata pelajaran kekerasan sebagai sebuah pilihan cara atau mungkin strategi yang dzalim dalam bermusyawarah," kata Goben di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) Jalan Tamansari Kota Bandung, Rabu (29/10/2014).
Menurut Goben, perilaku oknum politisi PPP tersebut akan semakin memperpanjang daftar alasan masyarakat untuk semakin sinis terhadap lembaga DPR RI. Demi masa depan bangsa Indonesia, dirinya mengutuk kejadian tersebut sebagai sebuah kekeliruan dalam berdemokrasi.
"Semoga oknum DPR tersebut dapat dihukum secara kelembagaan. Biarlah kutukan dan hukuman tadi menjadi sarana klarifikasi atas catatan sejarah demokrasi kita," ujarnya.
Goben sangat memahami muasal konflik yang terjadi di DPR kemarin bersumber dari perpecahan di kubu PPP. Karena itu, dirinya berharap PPP mampu menyelesaikan konflik internal dengan cara-cara yang baik.
"Islam sebagai pandangan ideologis PPP mengajarkan tentang islah sebagai cara terbaik mengakhiri konflik dan muktamar isilah yang akan digelar besok merupakan harapan untuk membenahi semua keadaan di tubuh partai ini," katanya.
Goben juga merasa perlu memberikan peringatan keras kepada pemerintah, khususnya Kementerian Hukum dan HAM untuk tidak terlibat dalam keberpihakan. Surat pengesahan yang dikeluarkan untuk salah satu kubu di PPP terkesan janggal karena diterbitkan dua hari usai pelantikan menteri.
"Kita juga sangat pahami betul, faksionalisasi kekuatan politik yang terjadi di PPP bersumber dari urusan dukung mendukung saat pilpres terjadi," ujar Goben(inilah)
Tag :
politik