"Kenaikan harga BBM memberikan shock di market. Sejak 2009 sampai sekarang, ketika BBM naik, maka inflasi dan suku bunga BI (BI Rate) naik juga," ujar Analis Asosiasi Analis Efek Indonesia Pardomuan Sihombing di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (23/10).
Dia menjelaskan apabila BBM dinaikkan Rp 3.000 per liter, maka Inflasi akan bertambah sekitar 3 persen. Sehingga inflasi mencapai level 7,5 persen - 8 persen di akhir tahun. Selain itu, apabila kenaikan dilakukan November mendatang, maka pasar akan mengalami guncangan dalam jangka waktu enam bulan.
"Apakah kebijakan kenaikan BBM, akan diikuti kenaikan BI rate, kalau itu terjadi juga di November, maka pasar akan shock dan drop dulu, drop akan sampai 6 bulan. Jadi pasar tidak happy ending di tahun ini," kata dia.
Dia menambahkan modal asing akan keluar apabila pemerintah menaikkan harga BBM. Namun, pelaku pasar asing akan kembali jika BBM diturunkan. Menurut dia, pemerintah harus mengantisipasi kenaikan harga BBM, agar dampaknya bisa diredam dan ekonomi tetap membaik.(mdk)
Tag :
ekbis